Relokasi kegiatan usaha seperti ini sebenarnya berita baik bagi negara seperti Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Ekonom Australian National University dan Anggota Dewan Pengawas Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Arianto Patunru menyebut bahwa Indonesia sangat berpotensi memanfaatkan momentum relokasi sejumlah usaha dari China.

“Relokasi kegiatan usaha seperti ini sebenarnya berita baik bagi negara seperti Indonesia. Namun kita bersaing dengan negara-negara seperti Vietnam,” kata Arianto dalam webinar yang digelar CIPS bertajuk ‘Menjaga Kinerja Sektor Industri Selama Pandemi COVID-19’, Jumat.

Oleh karena itu, Arianto memandang perlunya melanjutkan reformasi di bidang industri, perdagangan, serta investasi.

Indonesia, lanjut dia, perlu menunjukkan keterbukaannya terhadap investasi asing kepada dunia internasional. Salah satunya lewat penyederhanaan regulasi dan pelonggaran berbagai hambatan.

Arianto memaparkan, walaupun perang dagang sudah mereda, perekonomian global saat ini masih diwarnai ketegangan antara Amerika Serikat dan China.

“Kita melihat adanya ‘de-China-isasi’ di mana, banyak perusahaan multinasional memindahkan sentra usaha mereka dari China ke negara lain,” papar Arianto.

Jepang, lanjutnya, bahkan memberi insentif untuk perusahaan-perusahaan mereka untuk melakukan relokasi seperti ini.

Baca juga: Rektor UI lebih khawatir perang dagang ketimbang virus Corona
Baca juga: AS desak gubernur negara bagian berhati-hati berbisnis dengan China


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020