Gerakan percepatan tanam ini menjadi momentum untuk kembali memperkuat kemandirian pangan kita
Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menginstruksikan percepatan masa tanam padi di lima kabupaten setempat guna mendukung stok ketersediaan pangan nasional pada masa pandemi COVID-19.

"Kebetulan Jatim menjadi salah satu provinsi yang ditunjuk sebagai penyangga lumbung pangan nasional, sehingga kita perlu melakukan gerakan percepatan ini," katanya kepada awak media usai memulai gerakan percepatan tanam padi selama kemarau di Desa Bangun Jaya, Kecamatan Pakel, Tulungagung, Minggu.

Baca juga: Pemprov Jatim pastikan stok beras surplus saat pandemik COVID-19

Lima daerah yang ditunjuk untuk melakukan percepatan masa tanam padi selama kemarau adalah Tulungagung, Nganjuk, Ngawi, Jember dan Tuban.

Dijelaskan Khofifah, percepatan masa tanam kedua padi tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi krisis pangan akibat kemarau panjang dan adanya pandemi COVID-19 pada paruh kedua tahun tahun anggaran 2020.

"Gerakan percepatan tanam ini menjadi momentum untuk kembali memperkuat kemandirian pangan kita," ucapnya.
 
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (tengah) didampingi Bupati Tulungagung Maryoto Birowo (kedua kanan) dan Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono melakukan gerakan percepatan masa tanam padi di Desa Bangun Jaya, Tulungagung, Jawa Timur, Minggu (7/6/2020). Pemprov Jatim menunjuk lima dari 38 kabupaten/kota di daerah itu, yakni Kabupaten Tulungagung, Jember, Ngawi, Tuban, dan Nganjuk, guna melakukan percepatan masa tanam padi dalam rangka mendukung ketersediaan stok pangan nasional selama pasa pandemi COVID-19. ANTARA/Destyan Sujarwoko


Ia melanjutkan percepatan tanam padi itu sesuai instruksi Presiden Joko Widodo yang meminta pemerintah daerah yang menjadi lumbung pangan di daerah agar melakukan percepatan masa tanam.

Karenanya, ia meminta kepada lima kabupaten yang menjadi lumbung pangan Jatim untuk melakukan percepatan masa tanam kedua padi.

Ini artinya, kata Khofifah, kelima daerah lumbung pangan Jatim tersebut juga menjadi penyangga bagi 16 provinsi di kawasan Indonesia bagian timur.

"Jawa Timur menjadi provinsi penyangga bagi 16 provinsi di Indonesia khususnya yang ada di bagian timur, hampir 80 persen kebutuhan logistiknya disuplai dari Jawa Timur," terangnya.

Demi mendapatkan hasil yang optimal, Khofifah juga menugaskan Kadistan Jatim bersama tim pertanian untuk terjun langsung melakukan monitoring masa tanam di masing masing wilayah yang menjadi lumbung pangan di Jatim.

Ia berharap masa tanam sampai dengan panen tidak ada gangguan, sehingga hasil yang dituai produktif dan harganya juga kompetitif.

Jatim merupakan salah satu wilayah berstatus lumbung pangan nasional. Luas panen pada semester I 2020 tercatat seluas 1.120.153 ha.

Sedangkan untuk produksi padi pada semester I ini diperkirakan mencapai 6.185.310 ton GKG atau setara dengan 4.066.348 ton beras.

Sementara, asumsi konsumsi Jatim diperkirakan mencapai 2.133.143 ton beras, sehingga pada semester I 2020 ini surplus beras Jatim mencapai 1.933.205 ton beras.

Gerakan percepatan masa tanam padi pada musim kering atau kemarau ini ditandai dengan aksi tanam padi di areal persawahan Desa Bangun Jaya, Kecamatan Pakel, Tulungagung.

Aksi tanam padi itu dilakukan Khofifah secara simbolis dengan bersama Bupati Tulungagung Maryoto Birowo dan Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono beserta Forkopimda Tulungagung.

Dalam gerakan tanam padi itu, Gubernur Khofifah turun langsung melaksanakan tanam padi dengan sistem tanam jajar legowo dengan varietas Inpari 42.

Baca juga: DPD: Lumbung Pangan Jatim bisa jadi contoh ketahanan pangan daerah
Baca juga: Penurunan harga komoditas pangan picu deflasi Jatim 0,12 persen

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020