Jakarta,(ANTARA News) - Sama-sama meruwat bumi dengan menghidupi pemberontakan atas kemapanan, atas mereka yang mengusung jargon "yang normatif, yang perlu dilakukan" sebagai sedimen kehidupan, baik Madonna maupun Maradona telah memberi sesaji di altar kemanusiaan ketika menyambangi abad 21 yang terus berlari mengejar asa.

Yang satu meroket sebagai legenda sepakbola berjuluk "Hand of God", yang satu lagi mengorbit sebagai"Queen of Pop" (ratu pop). Keduanya meriwayatkan riuh dari laga bola, gaduh dari laga tarik suara.

Keduanya terberikan sebagai anugerah dari bentangan langit biru kebebasan. Madonna dan Maradona mengulangi ungkapan seksi hikmat kebijaksanaan (sapientia) berbahasa Latin dari filsuf Agustinus, "Noverim me, noverim Te (Kiranya aku dapat mengenal diri, kiranya aku dapat mengenal Engkau).

Bagi mereka yang menyukai resep cepat saji khas metropolitan, Madonna dan Maradona menyilakan untuk menyantap pertanyaan khas pemberian langit.

Pertanyaannya: bagaimana manusia seharusnya bertindak dan berperilaku agar dapat menangguk tujuan hidup yang tertinggi sebagai manusia? Manakah prinsip-prinsip dasar yang wajib diikuti oleh manusia, sehingga ia pantas disebut sebagai manusia?

Madonna Louise Ciccone, yang berprofesi serba bisa, dari penyanyi, penari, penulis lagu, produser rekaman, aktris, penulis buku, sampai pengusaha berkebangsaan Amerika Serikat ini punya jawaban "nyeleneh", dengan mengajukan pertanyaan balik kepada publik.

Baginya, berkhasiat bila publik secara perorangan bertemu jawabannya secara perorangan, ketimbang menyoal atau membuka diskusi mengenai normatif atau tidak-normatif dari sebuah langkah-langkah kecil kehidupan.

Ulah perempuan yang lahir di Bay City, Michigan, Amerika Serikat, 16 Agustus 1958 itu, tidak jarang memantik kontroversi, bahkan menuai cemooh. Madonna mengulang diktat kehidupan, yang menentukan bukan bahwa pendapat itu betul, melainkan bahwa orang boleh mengungkapkannya.

Formula khas Madonna, kalau engkau meyakini sesuatu, engkau dapat mengatakannya tanpa dilukai. Apabila ada jaminan kebebasan, maka kebenaran dapat menjamin dirinya sendiri.

Pada tahun 1985, majalah Penthouse dan Playboy menerbitkan sejumlah foto telanjang Madonna yang diambil tahun 1978, sewaktu Madonna belum "apa-apa" dan memerlukan uang. Ia bekerja sebagai pramusaji di resto Dunkin' Donuts.

Hengkang ke New York, Madonna memadatkan pengalaman hidupnya dengan mengatakan, "Ini kali pertama, saya naik pesawat terbang. Ini kali pertama saya naik taksi. Saya datang ke kota ini berbekal uang sebanyak 35 dolar AS di saku. Ini pengalaman sarat batu ujian dalam hidup."

Madonna juga memiliki konflik dengan Vatikan, di antaranya penggunaan simbol-simbol agama pada video musik dan konsernya. Ia juga sering ditegur akibat aksi panggung yang mempertontonkan erotisme. Sampai-sampai Paus melarang umat Katolik sedunia menyaksikan pagelaran Madonna.

Tidak ingin kalah angin, ia membawakan tembang bertajuk "Papa Don't Preach". Tentunya kata Papa ditujukan kepada Paus. Madonna juga berujar, "Saya orang Amerika keturunan Italia dan saya bangga atas kenyataan itu." Komentarnya setimpal dengan seabrek capaian prestasinya.

Berbekal segudang talenta dari langit, Madonna telah menjual lebih dari 200 juta album di seluruh dunia. Ia dinobatkan oleh Recording Industry Association of America (RIAA) sebagai artis rock wanita terlaris di abad 20 dan artis peempuan terlaris kedua di Amerika Serikat dengan 63 juta album.

Madonna juga menjual 150 juta singel di seluruh dunia sampai saat ini, dan 26 singel di antaranya telah mendapat minimal sertifikat gold dari RIAA. Ia memiliki singel bersertifikat terbanyak dari artis manapun di Amerika Serikat.

Saat ini, Madonna merupakan artis perempuan tersukses di Amerika Serikat berdasarkan All-Time Top 100 Artists oleh majalah Billboard, dengan 12 singel nomor-satu, 37 singel Top 10 (terbanyak dari artis manapun) serta 48 singel Top 40.

Madonna juga tampil sebagai artis perempuan tersukses di Britania Raya dengan 13 singel nomor-satu, 12 singel nomor-dua, 8 singel nomor-tiga, 62 singel Top 10, dan 68 singel Top 40. Selain itu, Madonna juga memiliki 20 singel nomor-satu di Kanada, 11 singel nomor-satu di Australia, dan 16 singel nomor-satu di Italia.

Fragmen dari sosok anugerah dari langit juga dikisahkan oleh legenda sepakbola Argentina Diego Maradona. Dukungan puluhan ribu penggila bola "La Albiceleste" di Stadion Gigante de Arroyito, Rosario, belum cukup mengundang Dewi Fortuna datang.

Punggawa Selecao asuhan pelatih Carlos Dunga menekuk timnas Argentina 3-1 dalam laga lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2010 Zona Conmebol, Sabtu (5/9) atau Minggu (7/9) pagi WIB.

Tentunya sebagai pelatih Tim Nasional Argentina, Diego Maradona tidak bergembira melihat timnya menyerah dari Brasil. Namun, itu tak menghalanginya untuk bersikap sportif dan mengucapkan selamat kepada Brasil. "Selalu menakutkan kalah dari Brasil. Namun, saya tidak sedih. Saya bersikap tenang kepada para pemain dan ini tak akan mematahkan saya,"katanya.

Ia menggantungkan harapan kepada kepada tiga laga yang tersisa di babak kualifikasi Piala Dunia, Zona Amerika Latin, yaitu melawan Kolombia, Ekuador, dan Uruguay. Melihat tim-tim itu berpotensi mengancam, Maradona ingin timnya meningkatkan performa.

Ia ingin, Lionel Messi dkk belajar dari kekalahan duel versus Brasil. "Saya bertanggung jawab penuh dan eksklusif atas kekalahan itu. Kalah dari Brasil selalu menciptakan sedikit krisis kepercayaan diri."

Suara sumbang datang. Akankah mitos Maradona pupus? "Mitos Maradona sekarang dalam bahaya. Simbol Maradona sebagai pelatih saat ini amat dikhawatirkan keberadaannya," kata Pablo Alabarces, profesor di Universitas Buenos Aires, yang menulis sepak bola dan kebudayaan moderen.

"Bila ia dapat membuktikan sebagai pelatih besar dan..dengan adanya harapan mendapatkan gelar Piala Dunia, status mitosnya akan dapat dipertahankan," katanya.

Sebagai anugerah dari langit, Madonna dan Maradona mengukuhkan etos kehidupan dengan memulai dari kata "karena". Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya.

Dan Madonna dan Maradona memulai dan mengakhiri ziarah kehidupan dengan mengutip kata "karena" dan "sebab". Dua kata itu terserak dalam ajakan "Berbahagialah kamu...", bukan pembedaan antara mana yang normatif dan mana yang tidak-normatif.(*)

Pewarta: Oleh A.A. Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009