Kita tetap optimistis industri perdagangan berjangka akan tetap tumbuh sesuai dengan rencana-rencana yang sebelumnya kita targetkan
Jakarta (ANTARA) - PT Kliring Berjangka Komoditi (KBI) optimistis transaksi perdagangan berjangka komoditi akan terus meningkat di tengah COVID-19, sekalipun banyak industri lain yang terpukul di saat pandemi tersebut melanda Indonesia dan dunia.

"Kita tetap optimistis industri perdagangan berjangka akan tetap tumbuh sesuai dengan rencana-rencana yang sebelumnya kita targetkan," kata Direktur Utama PT KBI Fajar Wibhiyadi dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Senin.

Fajar mengatakan sejak pertama kali COVID-10 melanda Indonesia, hingga pemerintah menyusun skenario kenormalan baru ini, banyak kalangan melihat akan terjadi penurunan yang signifikan dalam dunia usaha. Namun demikian, di industri perdagangan berjangka komoditi dalam periode Januari hingga Mei 2020 saat COVID-19 melanda Indonesia, justru tumbuh positif.

Data yang dirilis KBI menunjukkan total transaksi Kontrak Berjangka Derivativ di PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) yang dikliringkan di KBI dalam periode Januari hingga Mei 2020 menunjukkan pertumbuhan 31,8 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2019. Transaksi Kontrak Berjangka Derivativ sendiri terdiri dari mata uang asing, index dan SPA.

Untuk mata uang asing, dalam periode Januari hingga Mei 2020 terjadi pertumbuhan 18,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019, dimana terjadi kenaikan volume transaksi dari 371.422,9 ke 438.594,2. Untuk index, juga terjadi kenaikan volume transaksi dari 295.009,6 menjadi 360.359,6 atau tumbuh 22,6 persen.

Sedangkan untuk Sistem Perdagangan Alternatif (SPA), selama periode Januari hingga Mei 2020 mengalami pertumbuhan volume transaksi sebesar 36,2 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2019, dimana terjadi kenaikan volume transaksi dari 1.827.737,2 menjadi 3.287.455,1.

Menurutnya, pertumbuhan positif di perdagangan berjangka komoditi selama masa pandemi ini, tentu sebuah hal yang menggembirakan karena meskipun transaksi di perdagangan berjangka komoditi dilakukan secara daring. Namun kendala yang terjadi di para pelaku adalah kegiatan para pialang yang tidak bisa bertemu muka dengan nasabah.

"Dari sisi yang lain kami melihat, bahwa dengan adanya ketidakpastian di saat pandemi, justru menarik bagi para pelaku untuk melakukan transaksi. Selain itu, pertumbuhan ini membuktikan bahwa perdagangan berjangka komoditi cukup tahan banting," katanya.

Fajar Wibhiyadi menambahkan kedepan dengan adanya kenormalan baru ini, dirinya optimistis perdagangan berjangka komoditi khususnya di Kontrak Berjangka Derivativ akan tumbuh positif apalagi dengan aktivitas masyarakat yang mulai bergerak, hal ini akan mampu menjadi stimulus untuk pertumbuhan transaksi.

Pelonggaran PSBB pun diperkirakan akan mampu menjadi salah satu stimulus, karena perusahaan pialang kembali dapat melakukan pertemuan dengan para nasabah-nasabahnya. Selain itu, dimana sebelum kenormalan baru masyarakat cenderung untuk menyimpan uang tunai, kini kesempatan untuk berinvestasi mulai terbuka.

Secara operasional dalam memasuki kenormalan baru, KBI juga telah menyiapkan protokol COVID-19 yang terdiri dari protokol operasional dan protokol kesehatan.

Dalam hal protokol operasional, KBI masih melakukan pembatasan pertemuan langsung dengan pemangku kepentingan. "Namun demikian, segala layanan prima akan tetap berjalan. Perusahaan juga menerapkan protokol kesehatan COVID-19 sesuai dengan anjuran pemerintah," kata Fajar.

Baca juga: Kliring Berjangka Indonesia siapkan protokol kenormalan baru
Baca juga: Transaksi kontrak berjangka derivatif tumbuh 40 persen
Baca juga: KBI: Wabah corona tidak pengaruhi perdagangan berjangka komoditas

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020