Harus ada kebijakan dari kantor-kantor di Jakarta dengan membuat shift jam masuk dan jam keluar kerja
Bogor (ANTARA) - Wali Kota Bogor, Jawa Barat, Bima Arya Sugiarto mengusulkan perkantoran di Jakarta yang beroperasi lagi mulai Senin (8/6), agar membuat dispensasi yakni jadwal pegawai masuk dan keluar kantor dalam beberapa shift, sehingga tidak terjadi penumpukan penumpang kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Bogor.

"Harus ada kebijakan dari kantor-kantor di Jakarta dengan membuat shift jam masuk dan jam keluar kerja, jadi tidak secara serentak semuanya masuk pagi dan keluar sore," kata Bima Arya ketika meninjau Stasiun Bogor di Kota Bogor, Senin.

Bima Arya meninjau Stasiun Bogor setelah mendapat laporan adanya penumpukan calon penumpang KRL di Stasiun Bogor yang akan berangkat kerja ke Jakarta, mulai pukul 05:30 WIb hingga sekitar pukul 08:00 WIB.

Penumpukan calon penumpang KRL terlhat mulai dari depan pintu masuk tapi tiket kereta api sampai ke halaman depan dan mengular sampai ke parkiran mobil hingga dekat tangga masuk stasiun.

Bima pada kesempatan tersebut menegaskan, kantor-kantor di Jakarta tentunya memiliki database karyawan domisilinya di mana saja.

"Karyawan dari Bogor agar yang menggunakan jasa KRL agar jam masuk dan jam keluar kerjanya dibuat dalam beberapa shift, sehingga dapat mengatasi penumpukan calon penumpang KRL di Stasiun Bogor" katanya.

Bima juga menuturkan, pada Senin hari ini, baru sekitar 10 persen perkantoran yang mulai beroperasi lagi, karena Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga masih menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.

"Baru 10 persen kantor yang buka saja, sudah terjadi penumpukan calon penumpang KRL di stasiun. Bagaimana pada Senin pekan depan, ketika kantor-kantor di Jakarta sudah semuanya beroperasi. Pasti terjadi penumpukan bukan hanya di stasiun, juga di dalam gerbong kereta," katanya.

Bima meyakini, kalau perkantoran di Jakarta tidak membuat jadwal kerja dalam sistem shift dan pengelola KRL juga belum mengembalikan jadwal operasionalnya sepeerti kondisi normal, maka akan terjadi penumpukan di dalam gerbong kereta.

"Kalau tidak diatur dengan baik maka penumpang KRL juga akan berdesak-desakan di dalam gerbong kereta," katanya.

Baca juga: Senin hingga pukul 20.00, KRL angkut lebih dari 287.000 penumpang
Baca juga: Penumpang KRL tetap laksanakan anjuran jaga jarak fisik

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020