Pelonggaran negatif ini telah ada sejak minggu terakhir Mei, khususnya spekulasi negatif AS-China
New York (ANTARA) - Dolar AS jatuh dan mata uang komoditas menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena selera risiko meningkat didukung optimisme pemulihan ekonomi dari pandemi Virus Corona setelah laporan pekerjaan AS untuk Mei lebih baik dari yang diperkirakan.

Mata uang safe-haven yen Jepang menguat terhadap dolar, membalikkan kerugian beberapa hari terakhir karena sentimen risiko naik seiring dengan meningkatnya harapan pemulihan ekonomi.

"Pelonggaran negatif ini telah ada sejak minggu terakhir Mei, khususnya spekulasi negatif AS-China," kata Kepala Strategi Valas Exchange Bank of Canada, Erik Bregar di Toronto.

Mata uang komoditas seperti dolar Australia, Selandia Baru, dan Kanada adalah tawaran bagus. Dolar Selandia Baru, misalnya, naik ke level tertinggi dalam empat bulan setelah Selandia Baru mengatakan telah menghentikan penularan virus corona di dalam negaranya.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Arden pada Senin (8/6/2020) mengatakan negara itu akan mencabut semua tindakan pengendalian virus selain dari kontrol perbatasan, menjadikannya salah satu negara pertama yang melakukannya.

Tetapi ketika Amerika Serikat dan ekonomi di seluruh dunia dibuka kembali, ada keraguan yang merisaukan ke mana arah pemulihan.

Baca juga: Rupiah awal pekan sedikit terkulai, meski cadangan devisa meningkat

Baca juga: Dolar sedikit menguat, terangkat data pekerjaan AS


"Inggris, misalnya, berencana untuk membuka kembali dan salah satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah Brexit," kata Juan Perez, pedagang mata uang di Tempus Inc di Washington.

"Setelah kami menetapkan bahwa Brexit adalah salah satu dari masalah 2019 yang perlu diselesaikan, kita bisa melihat reli besar dalam euro berada di bawah tekanan karena pasar dapat fokus sekali lagi pada jenis kemitraan apa yang akan dimiliki Eropa dengan Inggris," dia menambahkan.

Dalam perdagangan sore indeks dolar turun 0,1 persen menjadi 96,641 dalam perdagangan berfluktuasi.

Dolar turun tajam terhadap yen, jatuh 1,1 persen pada 108,33 yen. Dolar juga melemah 0,6 persen terhadap franc Swiss, mata uang safe haven lainnya, menjadi 0,9566.

Baca juga: IHSG ditutup melonjak 122,78 poin, dipicu peningkatan cadangan devisa

Euro menguat terhadap dolar meskipun data menunjukkan produksi industri Jerman jatuh paling dalam pada April karena pandemi memaksa perusahaan-perusahaan di ekonomi terbesar Eropa untuk mengurangi produksi.

Euro terakhir naik 0,2 persen pada 1,1303 dolar. Mata uang tunggal mencapai tertinggi tiga bulan 1,1384 dolar minggu lalu setelah Bank Sentral Eropa mengumumkan akan memperluas program stimulusnya.

Dolar Selandia Baru naik 0,8 persen terhadap greenback menjadi 0,6560 dolar, sebelumnya mencapai tertinggi 0,6564 dolar, yang te

rkuat sejak akhir Januari. Dolar Australia juga naik 0,7 persen menjadi 0,7017 dolar Australia, dengan dolar Kanada juga naik, diperdagangkan 0,4 persen lebih tinggi pada 1,3366 dolar Kanada per dolar AS.

Investor sekarang fokus pada pertemuan kebijakan Federal Reserve AS minggu ini. The Fed perlu menyeimbangkan tanda-tanda bahwa kejatuhan ekonomi dari pandemi telah melewati yang terburuk terhadap bukti bahwa virus itu sendiri belum terkendali.

Baca juga: Rupiah awal pekan sedikit terkulai, meski cadangan devisa meningkat

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020