Tahun ajaran baru bukan berarti langsung kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah
Jakarta (ANTARA) - Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Evy Mulyani mengatakan pihaknya tetap mengedepankan kesehatan dan keselamatan dalam melaksanakan Tahun Ajaran Baru 2020-2021 di tengah pandemi COVID-19.

"Kami tetap memprioritaskan kesehatan dan keselamatan para insan pendidikan, yaitu guru, murid, dan orang tua," kata Evy dalam acara bincang-bincang Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang dipantau melalui akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Selasa.

Evy mengatakan pembukaan tahun ajaran baru tidak serta merta proses pembelajaran di sekolah akan langsung dilakukan secara tatap muka di tengah pandemi COVID-19.

Ajaran baru biasanya dilakukan mulai Senin ketiga Juli setiap tahun. Menurut Evy, pelaksanaan pembelajaran di sekolah sangat tergantung dengan kondisi.

"Kebanyakan sekolah akan tetap melakukan pembelajaran jarak jauh seperti saat ini. Tahun ajaran baru bukan berarti langsung kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah," tuturnya.

Baca juga: PGRI sarankan penerapan pembelajaran jarak jauh pada tahun ajaran baru
Baca juga: FSGI minta Mendikbud segera umumkan keputusan tahun ajaran baru


Evy mengatakan saat ini terdapat beberapa alternatif bagi sekolah untuk melakukan pembelajaran jarak jauh, yaitu pembelajaran secara daring melalui internet, pembelajaran melalui siaran televisi dan radio, dan pembelajaran melalui modul yang diberikan kepada siswa untuk dipelajari secara mandiri dengan koordinasi antara guru dan orang tua.

"Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus mengkaji dan melakukan analisis secara komprehensif dan akuntabel serta terus berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Kementerian Kesehatan, dan pemerintah daerah," katanya.

Menurut Evy, pandemi COVID-19 memberikan beberapa pelajaran baik bagi dunia pendidikan di Indonesia yang selama ini belum pernah terjadi sebelumnya.

"Salah satunya adalah penggunaan teknologi untuk dunia pendidikan. Memang masih ada beberapa daerah yang harus berjuang dengan teknologi, tetapi kemudian terjadi percepatan adopsi teknologi," tuturnya.

Evy mengatakan pembelajaran jarah jauh harus memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi guru, murid, dan orang tua. Kegiatan belajar di rumah harus dilakukan dengan berbagai variasi dengan mempertimbangkan aksesibilitas murid dan orang tua di rumah.

"Orang tua jadi memahami bagaimana sulitnya menjadi guru. Perlu kolaborasi yang baik antara orang tua dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh," katanya. 

Baca juga: Bamsoet minta Kemdikbud petakan kendala Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Baca juga: Tahun ajaran baru di Surabaya diperkirakan mulai 13 Juli 2020
Baca juga: Indonesia dinilai siap masuk tahun ajaran baru dengan normal baru

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2020