Politisasi terhadap vaksin harus dihindari
Jakarta (ANTARA) - Dalam pertemuan Ministerial Coordination Group on COVID-19 (MCGC), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan pentingnya kolaborasi pengembangan vaksin.

Pertemuan virtual pada Selasa (9/6) diselenggarakan dengan tema “The Importance of Vaccine Development to Fight COVID-19 Pandemic” dan diikuti oleh Indonesia, Singapura, Filipina, Republik Korea, Australia, Kanada, Peru, dan Maroko.

Menlu Retno menekankan perlunya menciptakan mekanisme yang adil berdasarkan kajian ilmiah dalam rangka penyaluran vaksin, apabila vaksin sudah ditemukan, terutama perhatian bagi negara-negara tertentu untuk dapat memperoleh kesetaraan akses terhadap vaksin.

Demikian juga pertimbangan terhadap resiko penyebaran kembali virus, jika terdapat negara yang tidak memiliki jangkauan untuk vaksin.

Kemudian, ia menegaskan perlunya memastikan transfer pengetahuan dari para produser vaksin kepada negara-negara untuk kelancaran peningkatan kapasitas produksi, termasuk penyesuaian aturan yang terdapat pada Trade Related Intellectual Property Rights (TRIPs) serta kebijakan hak paten terhadap tanggung jawab sosial.

“Diperlukan fleksibilitas dalam aturan kekayaan intelektual, termasuk pengaturan dalam TRIPs, untuk mendorong pengembangan vaksin yang terjangkau. Kebijakan hak paten harus mempertimbangkan tanggung jawab sosial, khususnya dalam situasi pandemi,” kata Retno, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis Kemlu, Rabu.



Menlu Retno juga mendorong lebih banyak kerja sama internasional untuk pengembangan dan produksi vaksin, begitu pula sinergi di tingkat nasional dan internasional.

“Politisasi terhadap vaksin harus dihindari,” tegasnya.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa Indonesia telah memiliki suatu konsorsium nasional dengan kemitraan multi-pemangku kepentingan dan tim nasional pengkajian vaksin sebagai upaya mempercepat pengembangan vaksin.

Selain itu, saat ini Indonesia tengah mengembangkan kerja sama potensial dengan sejumlah mitra internasional dengan penggunaan DNA dan platform virus tidak aktif. Indonesia juga mengundang kerja sama kolaborasi untuk mitigasi pandemi dengan mitra internasional lainnya.

“Kami amat mendorong kolaborasi global mulai dari manufaktur, penelitian, dan lainnya dari para pemangku kepentingan untuk mempercepat pengembangan vaksin COVID-19,” tutur Retno.

Pertemuan MCGC merupakan pertemuan tingkat menteri yang dilaksanakan berkala sebagai wujud kerja sama internasional dalam penanganan pandemi COVID-19.

MCGC diharapkan dapat memperkuat kerjasama inklusif, kepercayaan antar negara, dan semangat multilateralisme dalam menghadapi tantangan bersama pandemi tersebut.


Baca juga: Menlu RI akan ikuti pertemuan OKI untuk bahas isu aneksasi Palestina

Baca juga: Menlu: 103.744 WNI kembali ke Tanah Air

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020