Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta TNI untuk mengintensifkan manajemen pemeliharaan alat utama sistem senjata dan pengadaannya sesuai anggaran yang dialokasikan.

Demikian tanggapan Presiden tentang hasil audit bersama Departemen Pertahanan dan Mabes TNI tentang Manajemen Pembinaan Teknis dan Pengadaan Alat Utama Sistem Senjata, sebagaimana diutarakan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso di Jakarta, Senin.

Ditemui usai menghadiri rapat kerja bersama Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono dengan Komisi I DPR Djoko Santoso mengatakan, pihaknya dan bersama kepala staf tiga angkatan telah menginventaris alat utama sistem senjata di masing-masing angkatan dalam audit tersebut.

"Ada yang masih bisa dioperasionalkan, ada yang harus diperbaiki, dan ada yang harus disishkan," katanya.

Djoko mengatakan, beberapa alat utama sistem senjata yang disisihkan itu termasuk persenjataan strategis seperti pesawat tempur, kapal perang dan kendaraan tempur.

Pada kesempatan yang sama Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono berdasar hasil audit bersama antara Departemen Pertahanan dan Mabes TNI tentang alat utama sistem senjata terungkap kesiapan rata-rata persenjataan TNI hanya 35 persen.

Hasil itu tampak dari kondisi alat utama sistem senjata TNI saat ini kendaraan tempur TNI Angkatan Darat 61,81 persen, Kapal Perang TNI Angkatan Laut 16,55 persen dan kesiapan pesawat tempur TNI Angkatan Udara sekitar 30,88 persen.

Karenanya, lanjut Juwono, sasaran pengadaan alat utama sistem senjata serta pemeliharaanya pada Tahun Anggaran 2004-2009 adalah meningkatnya jumlah dan kondisi peralatan pertahanan agar mampu menyelenggarakan pertahanan negara secara terpadu dan berkelanjutan sesuai skala prioritas ke arah pertahanan yang integratif matra darat, laut dan udara.

"Terkait itu perlu mengganti alat utama sistem senjata yang sudah habis masa usia pakainya dengan persenjataan berteknologi tinggi terkini dengan mempertahankan kondisi alat utama sistem senjata untuk memperpanjang usia pakainya untuk meningkatkan kualitas alat utama sistem senjata untuk mencapai kekuatan pokok minimum," katanya.

Selain itu, meningkatkan dan mengikutsertakan industri dalam negeri melalui program transfer tekonologi untuk meningkatkan pemberdayaan industri dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan terhadap negara lain, kata Juwono.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009