Sanaa (ANTARA News/AFP) - Tujuh tentara Yaman, termasuk satu kolonel, tewas dalam serangan di gunung di bagian utara negara itu ketika mereka melanjutkan serangan sebulan lamanya terhadap gerilyawan Syiah, militer mengkonfirmasi, Senin.

Sebelumnya beberapa saksi mengatakan pada AFP serangan itu terjadi Ahad malam di jalan yang menghubungkan provinsi Saada -- markas gerilyawan di perbatasan Arab Saudi -- dengan provinsi Jawf ke timur lagi.

Empat gerilyawan kemudian tewas di tempat yang sama ketika mereka bentrok dengan tentara, tambah saksi-saksi itu.

Satu sumber militer mengatakan beberapa serangan udara dilancarkan terhadap posisi-posisi gerilyawan setelah serangan tersebut, dan menambahkan bahwa perwira yang tewas, Kolonel Saleh al-Malawi, diberi pemakaman militer penuh di Sanaa, yang dihadiri oleh Presiden Ali Abdullah Saleh.

Pada Ahad, militer mengatakan bahwa mereka telah membunuh 22 gerilyawan dan menangkap tujuh orang lagi dalam sejumlah operasi yang berbeda pada akhir pekan, ketika mereka mengintensifkan upaya untuk membuka kembali rute penting di provinsi Saada dan provinsi Amran ke selatannya.

Pemerintah telah melancarkan operasi Bumi Hangus pada 11 Agustus dalam upaya untuk menghancurkan pemberontakan Syiah yang pertama meletus pada 2004.

Pemerintah menuduh gerilyawa itu berusaha untuk memulihkan kerajaan Syiah Zaidi yang digulingkan dalam kudeta 1962 yang memicu delapan tahun perang saudara.

Satu cabang Islam Syiah, sekte Zaidi adalah minoritas di Yaman yang sebagian besar warganya Muslim Sunni, tapi membentuk masyarakat mayoritas di bagian utara negara itu.

Kelompok-kelompok bantuan telah memperingatkan mengenai keadaan kemanusiaan yang memburuk d antara puluhan ribu warga sipil yang telah dipaksa keluar dari rumah mereka oleh pertempuran terakhir.

PBB mengatakan bahwa 35.000 orang telah terlantar pada beberapa pekan terakhir dan bahwa pangan persediaannya menipis di kota Saada, yang dikelilingi oleh gerilyawan dan terputus dari daerah lainnya di negara itu.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009