Jakarta (ANTARA) - Menjelang berlangsungnya tatanan normal baru (new normal), Kementerian Pertanian terus melakukan penguatan sistem logistik pangan Nasional guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis pangan, seperti yang diperingatkan FAO.

Dalam diskusi virtual pokja Dewan Ketahanan Pangan, Sekretaris Jenderal Kementan Momon Rusmono, mengatakan bahwa logistik memiliki peran penting dalam mengantisipasi kelangkaan pangan dan disparitas pangan nasional.

"Sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, upaya ini harus dijalankan bersama dengan stakeholder terkait baik dari dunia usaha seperti BUMN atau para pelaku usaha swasta," kata Momon di Jakarta, Kamis.

Sebagai informasi, regulasi logistik diatur dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres) No.26 tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional (Sislognas).

Aturan ini wajib diterapkan sebagai salah satu prasarana dalam membangun daya saing nasional serta mendukung pelaksanaan masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia 2011-2025.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi menilai sistem logistik sangat penting untuk menjamin stabilisasi pasokan dan harga pangan.

Agung memaparkan empat strategi yang dilakukan Kementan dalam menguatkan sistem logistik pangan nasional. Pertama, Kementan melakukan peningkatan produksi pada wilayah defisit dengan mendekatkan produksi ke konsumen.

Di samping itu, ada juga program penambahan area tanam baru (PATB) di wilayah defisit, penyediaan input produksi dan penyediaan sarana dan prasarana produksi.

Kedua, perbaikan sistem distribusi dengan meningkatkan kelancaran distribusi pangan yang meliputi program penyederhanaan rantai pasok dan intervensi distribusi, pengembangan nasional dan regional "food hub" serta pembangunan sistem jual beli e-commerce.

Strategi yang ketiga adalah menguatkan kelembagaan distribusi pangan dengan berkoordinasi antarpelaku logistik yang meliputi program penguatan pelaku logistik, pembentukan lembaga logistik, dan harmonisasi peraturan dan kebijakan sistem logistik pangan

Strategi keempat yakni peningkatan konsumsi pangan lokal dengan yang meliputi pengembangan kawasan/UMKM dan kampanye gerakan konsumsi pangan lokal.

Sementara itu, Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin mengatakan, bahwa sistem logistik pangan nasional sangat penting untuk mendukung ketahanan pangan.

Bahkan, sistem ini sudah mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo, terutama dari sisi ketersediaan, keterjangkauan, kualitas pangan, dan kesinambungan maupun kemandirian.

"Untuk itu, BUMN memiliki strategi yang sudah disusun dalam mendorong mandat Presiden tersebut. Pertama dengan membentuk klaster BUMN pangan seperti Sang Hyang Seri, Berdikari, Perindo, RNI, PT Garam, Bulog, dan lainnya," kata Budi.

Ia menambahkan Kementerian BUMN juga akan membangun industri pangan modern, serta membangun model kerja sama baru, dan terakhir meningkatkan pemasaran.



Baca juga: Mentan paparkan strategi ketersediaan pangan saat normal baru

Baca juga: Kepala Bappenas: Pangan harus kita sendiri yang sediakan

Baca juga: Family farming, inovasi Balitbangtan wujudkan ketahanan pangan

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020