Kami lihat belum ada sanksi keras untuk itu (pelanggaran, red.). Teman-teman (pedagang, red.) masih banyak yang malas memakai masker, padahal sudah ada aturan yang mewajibkan memakai masker
Jakarta (ANTARA) - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mencatat 51 pedagang di delapan pasar terpapar virus corona jenis baru (COVID-19) dengan satu di antaranya meninggal dunia.

Berdasarkan data yang diterima di Jakarta, Jumat, pedagang yang dinyatakan meninggal dunia tersebut adalah seorang pedagang di Pasar Mester Jatinegara, Jakarta Timur. Ia dinyatakan meninggal dunia akibat COVID-19 dan telah dimakamkan melalui prosedur pencegahan COVID-19.

Ketua Bidang Keanggotaan DPP Ikappi Dimas Hermadiyansyah dikonfirmasi di Jakarta, Jumat malam, membenarkan adanya pedagang yang meninggal dunia tersebut.

Namun, dia tidak bisa membeberkan lebih jauh data tersebut karena tidak berada di rumah.

"Untuk detail saya harus lihat data dulu, kebetulan saya tidak sedang berada di rumah. Tapi yang jelas datanya ada," kata dia.

Berdasarkan data tersebut, 51 pedagang dari delapan pasar di Jakarta yang terinfeksi COVID-19 dengan rincian 18 pedagang dari Pasar Perumnas Klender, 14 orang dari Pasar Rawa Kerbau, sembilan orang dari Pasar Serdang Kemayoran, lima orang dari Pasar Kramat Jati, dua pedagang dari Pasar Kedip Kebayoran Lama, dan masing-masing satu orang dari Pasar Mester Jatinegara, Pasar Lontar, dan Pasar Obor Cijantung.

Baca juga: 25 pedagang pasar di Jaktim positif COVID-19

Dia mengatakan temuan kasus positif COVID-19 di pasar tradisional patut mendapat perhatian serius berbagai pihak, khususnya pemerintah, mengingat pasar tempat berinteraksi antara penjual dan pembeli untuk memenuhi kebutuhan pangan demi kelangsungan hidup.

"Pasar adalah sebagai tempat strategis hajat hidup orang banyak, dan DPP Ikappi mencatat saat ini di wilayah Indonesia terdapat 13.450 pasar tradisional yang tersebar di seluruh penjuru Tanah Air. Dari jumlah tersebut menampung sebanyak 12,3 juta pedagang belum termasuk para pemasok barang, PKL, kuli panggul, serta jejaring rantai di pasar tradisional," ujarnya.

Dia mengatakan besarnya populasi manusia yang menggunakan pasar sebagai sarana menggantungkan hidup, sudah semestinya pasar sebagai sasaran untuk diselamatkan dari penyebaran COVID-19, di mana data kasus COVID-19 di pasar seluruh Indonesia menjadi 529 orang.

"Jadi total kami mencatat per hari ini positif COVID-19 di pasar sebanyak 529 orang dan yang meninggal sebanyak 29 orang," ujarnya.

Dengan banyaknya temuan kasus positif COVID-19 di pasar tersebut, Dimas khawatir bila mata pencaharian 12 juta lebih pedagang pasar terganggu dan terancam hilang.

Oleh karena itu, Dimas berharap, pemerintah pusat maupun daerah lebih serius untuk melakukan program penanganan COVID-19 di pasar, antara lain melalui program sosialisasi bahaya COVID-19, pelaksanaan protokol kesehatan yang baik, bantuan penyediaan masker maupun cairan pembersih tangan untuk pedagang serta penyemprotan disinfektan secara rutin saat pasar berhenti beroperasi.

"Kami lihat belum ada sanksi keras untuk itu (pelanggaran, red.). Teman-teman (pedagang, red.) masih banyak yang malas memakai masker, padahal sudah ada aturan yang mewajibkan memakai masker," ucapnya.

Baca juga: Sandiaga usul perluasan tes COVID-19 bagi pedagang pasar tradisional
Baca juga: Pasar Jaya tutup pasar tiga hari jika ada pedagang positif COVID-19
Baca juga: Kelurahan Bangka gelar tes usap untuk pedagang di Pasar Warung Buncit

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020