Kecenderungan Generasi Z, perilakunya dalam menaati protokol kesehatan lebih rendah
Jakarta (ANTARA) - Survei sosial demografi Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru mengungkap Generasi Z yang berusia di kisaran 10 hingga 22 tahun paling sulit mengikuti protokol kesehatan pencegahan COVID-19 dengan benar.

“Soal ‘New Normal’ yang disampaikan Presiden, ada petunjuk kondisi masyarakat kita di masa pandemi COVID-19 ini, dan menarik ketika kami coba kategorikan dari segi usia,” kata Kasubdit Indikator Statistik BPS Windhiarso Ponco Adi Putranto.

Baca juga: Menparekraf ajak milenial-generasi Z optimis hadapi pandemi COVID-19

Ia menyampaikan hasil survei itu dalam webminar Membedah Hasil Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19: Pengaruhnya pada Perilaku dan Produktivitas Penduduk yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta, Sabtu.

Pengkategorian generasi tersebut ia mencontohkan Generasi Baby Boomers yang lahir antara tahun 1946-1965, Generasi X yang lahir antara tahun 1965-1980, Generasi Y atau Milenial yang lahir antara tahun 1981-1994, serta Generasi Z yang lahir antara tahun 1994-2010.

Baca juga: Generasi milenial disarankan nabung untuk dana darurat sejak dini

Dari survei yang dilakukan kepada 87.379 responden dengan kelompok umur 17 tahun ke atas di Indonesia, menurut dia, semakin matang usia seseorang perilaku menjalankan protokol kesehatan lebih baik.

“Yang muda nilai ‘self assessment’ nya lebih rendah. Kecenderungan Generasi Z, perilakunya dalam menaati protokol kesehatan lebih rendah,” lanjutnya.

Baca juga: Akademisi sebut pandemi COVID-19 bisa munculkan generasi yang hilang

Tentu, ia mengatakan hasil survei tersebut dapat menjadi bekal pengambil kebijakan yang dikomunikasikan kepada mereka yang ada di kategori lebih muda.

“Tentu kita harapkan Generasi Z dan Milenial menyiapkan diri di tatanan kehidupan baru nanti,” ujar dia.

Baca juga: Begini pola belanja generasi milenial selama pandemi COVID-19

Direktur Analisis dan Pengembangan Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Ali Said mengatakan sebaran sampel survei tersebut cukup proporsional mewakili wilayah dan sebaran penduduk Indonesia keterwakilan laki-laki dan perempuan.

Namun demikian, menurut dia, memang dari sisi pendidikan kebanyakan responden lulusan SMA ke atas, bahkan universitas mendominasi.

“Mungkin ini bisa bias di satu sisi, tapi kami justru dapatkan informasi valid karena tingkat pendidikan bagus responden,” katanya.

Baca juga: Peneliti: Pelonggaran PSBB harus disertai kepatuhan protokol COVID-19

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020