Cianjur (ANTARA) - Sebelum meninggal Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo berencana untuk kembali ke vila kebun miliknya di Kampung Babakan Hillir Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur Jawa Barat pekan depan dengan agenda panen perdana bunga krisan yang ditanam di pelataran vila seluas 4 hektare.

Ujang Saepudin (35) pekerja di vila milik adik ibu negara Ani Yudhoyono itu pada wartawan Minggu mengatakan sebelum masuk rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia, jenderal bintang empat itu datang bersama keluarga untuk berlibur dan mengecek bunga krisan yang ditanam beberapa bulan yang lalu.

Baca juga: Andika Perkasa: Pramono Edhie Wibowo jadi inspirasi Angkatan Darat

Bunga yang disemai di lahan seluas dua hektare itu rencananya akan dipanen pekan depan, sehingga almarhum meminta pada pekerja untuk memanen bersama dirinya yang rencananya akan datang tanggal 26 Juni 2020, namun takdir berkata lain, selang beberapa saat melihat kebun bunga almarhum mengeluh sakit.

"Keluarga langsung membawa pak jenderal ke rumah sakit. Saya juga terkejut karena saat datang hingga sore menjelang kondisi kesehatan beliau tidak terlihat seperti sedang sakit," katanya.

Baca juga: Presiden Jokowi sampaikan dukacita wafatnya Pramono Edhie Wibowo

Ia baru mengetahui majikan tempatnya mengabdi sejak dua tahun terakhir meninggal menjelang malam. Bahkan dia sempat tidak yakin karena selama berkeliling kebun sejak pagi hingga siang menjelang kondisi mantan Danjen Kopassus itu terlihat sangat segar bugar dan fit.

Ucapan Pramono Edhie untuk memanen bersama bunga krisan pekan depan, seakan menyakinkan Ujang kalau majikannya masih hidup. Namun dia baru yakin setelah mendapat telepon dari pihak keluarga kalau jenazah almarhum langsung dibawa ke Jakarta untuk dimakamkan.

Baca juga: Wagub DKI: Pramono Edhie tentara sejati dan pejuang

Selama mengabdi pada adik ipar Presiden RI ke-6 itu, ungkap dia, tidak ada batasan seperti orang lain. Sang jenderal terkenal ramah dan banyak bergaul dengan pekerja saat datang ke vila kebun yang memiliki pemandangan perbukitan itu.

"Tidak ada batasan, almarhum banyak bergaul dengan pekerja dan tidak sungkan bertanya pada kami. Orangnya sangat ramah dan kami tidak sungkan ketika diminta duduk bersama mendampingi almarhum yang sangat tertarik membudidayakan bunga hias," katanya.

Harapan almarhum untuk memanen perdana bunga hias jenis krisan bersama pekerja di vila tersebut, pupus sudah karena sang pencipta memanggil beliau untuk selamanya Sabtu (13/6) pukul 19.42 WIB diduga akibat serangan jantung yang selama ini dideritanya.
 

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020