Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore menguat didorong surplus neraca perdagangan Mei 2020.

Rupiah ditutup menguat 18 poin atau 0,13 persen menjadi Rp14.115 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.133 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin, mengatakan, realisasi surplus neraca perdagangan Mei yang tercatat empat kali lebih besar dari prediksi analis, menjadi katalis positif bagi nilai tukar.

Baca juga: BPS: neraca perdagangan RI Mei 2020 surplus 2,1 miliar dolar AS

"Surplusnya melebihi ekspektasi analis, cukup jauh 2,09 miliar dolar AS versus ekspektasi 0,42 miliar dolar AS. Jadi cukup membantu penguatan rupiah," ujar Ariston.

Badan Pusat Statistik (BPS) melansir neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2020 mengalami surplus 2,09 miliar dolar AS, dengan nilai ekspor 10,53 miliar dolar AS dan impor 8,44 miliar dolar AS.

Namun, lanjut Ariston, kekhawatiran risiko gelombang kedua pandemi COVID-19 dan penyebaran wabah yang masih tinggi, menyebabkan penguatan rupiah terhadap dolar AS tidak terlalu dalam.

"Sentimen negatif tersebut mungkin masih akan membayangi pergerakan rupiah besok," kata Ariston.

Baca juga: Mentan perkirakan neraca beras hingga Desember masih surplus

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat di posisi Rp14.059 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.053 per dolar AS hingga Rp14.135 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.228 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.257 per dolar AS.
 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020