(Langkah itu) tidak tepat, sama halnya saat Badan Perlindungan Konstitusi menempatkan AfD pada kategori yang keliru,
Berlin (ANTARA) - Badan intelijen dalam negeri Jerman telah mengawasi kantor perwakilan wilayah Alternatif untuk Jerman (AfD), partai politik sayap kanan garis keras, demikian informasi dari media setempat, Senin.

Langkah itu menghambat upaya partai yang ingin membangun kekuatan sebagai oposisi tepercaya.

Pengawasan terhadap AfD terjadi setelah pemecatan salah satu petinggi partai, Andreas Kalbitz, karena keterkaitannya dengan organisasi ekstremis sayap kanan. Kalbitz merupakan ketua partai untuk negara bagian Bradenburg di wilayah timur Jerman.

Keputusan memecat Kalbitz oleh komite eksekutif nasional partai masih memicu perdebatan antara petinggi dan anggota.

Baca juga: Jerman larang dan sergap kelompok neo-Nazi Combat 18
Baca juga: Tersangka penganut Neo-Nazi di Jerman digerebek


Menteri dalam negeri untuk negara bagian Bradenburg, Michael Stuebgen, dan kepala intelijen dalam negeri Jerman, Joerg Mueller, akan menyampaikan keterangan lebih lanjut via jumpa pers yang disiarkan melalui televisi, kata beberapa sumber sebagaimana dikutip TV lokal, RTL.

AfD mengecam temuan tersebut. "(Langkah itu) tidak tepat, sama halnya saat Badan Perlindungan Konstitusi menempatkan AfD pada kategori yang keliru," kata Ketua Dewan Kehormatan Partai, Alexander Gauland, menyebut nama resmi badan intelijen dalam negeri Jerman (BfV), lewat pernyataan tertulisnya.

BfV pada Maret memutuskan meningkatkan pengawasan terhadap sayap garis keras dalam tubuh AfD. Keputusan itu memperkuat dugaan partai itu diduduki politisi berpandangan rasis.

AfD sempat menduduki peringkat kedua pada pemilihan wilayah di Bradenburg September tahun lalu.

Bradenburg merupakan negara bagian yang wilayahnya mengelilingi ibu kota Jerman, Berlin.

AfD juga berhasil menduduki posisi ketiga pada pemilihan umum 2017 dan menjadi partai oposisi terbesar di Jerman.

Partai Alternatif untuk Jerman mendulang banyak suara masyarakat yang menentang kedatangan lebih dari satu juta migran dan pengungsi pada 2015. AfD juga mendapat dukungan dari mereka yang menolak rencana penutupan tambang batu bara di negara bagian bekas wilayah komunis.

Namun, AfD gagal menjaga momentumnya dan kehilangan banyak dukungan selama pandemi COVID-19.

Lembaga survei Forsa pada Sabtu (13/6) mengumumkan suara untuk AfD turun dari 11 persen pada awal Maret jadi delapan persen.

Sementara itu, partai konservatif yang mendukung Kanselir Angela Merkel mendapatkan 40 persen suara atau naik 14 poin dari awal Maret. Dukungan masyarakat terhadap partai konservatif naik berkat usaha Merkel mengendalikan wabah.

Sumber: Reuters

Baca juga: Jerman sangat prihatin atas sanksi AS terhadap ICC
Baca juga: Menlu AS nilai tidak pantas Trump campuri politik Jerman

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020