kalau memang ditakdirkan terpapar itu sudah garisan dariNya
Cianjur (ANTARA) - Berbekal doa dari orangtua dan keyakinan pada sang pencipta Bambang Somantri (31) yang bertugas sebagai petugas kebersihan di ruang isolasi RSUD Cianjur, Jawa Barat, percaya diri menjalankan tugasnya yang tidak hanya membersihkan ruangan, namun juga menyediakan makanan untuk pasien positif COVID-19 yang menjalani perawatan.

Pekerjaan yang dinilai berisiko tinggi itu, dijalani anak pertama dari lima bersaudara pasangan Euis Dimyati dan Unang Suryana itu, dengan sepenuh hati karena percaya dengan keyakinan mampu memberikan pelayanan terbaik sebagai tenaga pendukung bagi tim medis yang memberikan pelayanan medis sebagai garda terdapat penanganan COVID-19.

Selama 24 hari bertugas sebagai petugas kebersihan di ruang isolasi rumah sakit tersebut, merupakan pilihan hatinya untuk membantu sesama di tengah penolakan sejumlah perusahaan penyedia jasa petugas kebersihan atau cleaning service dengan berbagai pertimbangan, sehingga dia beberapa petugas lainnya menyatakan kesanggupan.

"Saya yakin Allah bersama saya, kalau memang ditakdirkan terpapar itu sudah garisan dariNya, termasuk yang mendorong saya untuk bertugas sebagai petugas kebersihan di ruangan yang banyak ditolak orang lain karena doa dan dukungan orang tua," katanya.

Bahkan dia menyebutkan banyak suka selama menjalani tugas melayani kebutuhan tim medis dan melayani pasien positif COVID-19 yang membutuhkan bantuan, termasuk menyediakan kebutuhan makan bagi tim medis dan pasien yang setiap hari sudah tersedia di ruangannya masing-masing.

Baca juga: Alita Karen, koordinator relawan pendamping wisata COVID-19

Baca juga: Pemerintah rekrut relawan secara masif untuk dorong pelacakan COVID-19


Meskipun hanya sebatas petugas kebersihan, dalam menjalankan tugasnya, Ibeng panggilan akrab Bambang Somantri, tetap harus menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap layaknya APD yang dikenakan tim medis yang jumlahnya berlapis-lapis.

Sehingga hal tersebut cukup menyulitkan dirinya untuk bergerak bebas, namun tidak menghalangi pelayanan maksimal yang dilakukan ketika dibutuhkan petugas medis atau pasien. Namun ungkap dia, pengalaman tersebut tidak akan pernah didapatkannya di tempat kerja lain.

"Kami bangga dapat mendampingi tim medis sebagai garda terdepan penangan COVID-19, pengalaman ini tidak akan pernah kami lupakan. Setelah usai bertugas kami tetap pulang ke rumah seperti biasa, setelah mensterilkan diri dengan cara mandi air hangat dan protokol kesehatan lainnya," kata Ibeng.

Selama menjalani tugas sebagai pendamping tim medis, ungkap dia, banyak pelajaran yang didapatkannya, termasuk pola hidup sehat yang benar-benar harus dijaga untuk menghindari tubuh yang rentan terserang virus berbahaya termasuk corona.

Bahkan saat libur dari tugas, dia lebih banyak menghabiskan waktu untuk berolahraga dan berjemur pada pagi hari, guna menjaga kesehatan dan meningkatkan imun tubuh dengan pola makan yang teratur. Saat kembali bertugas pola menjaga kesehatan pribadi dilakukan dengan maksimal dengan menggunakan APD lengkap.

Baca juga: Mahasiswa PMM UMM buat face shield bagi relawan COVID-19

Baca juga: PMI berikan penghargaan kepada Lilik Suhaeli yang gugur saat bertugas

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020