Jakarta (ANTARA News) - Isman, ayah kandung tersangka teroris Bagus Budi Pranoto alias Urwah (31), gagal membawa jenazah anaknya itu dari ruang instalasi forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Usai memberikan keterangan di ruang Ante Mortem RS Polri Kramat Jati, Sabtu sekitar pukul 13:45 WIB, Isman terlihat kecewa.Kedatangannya dari Kudus, bersama Taufik Ahmad, saudara sepupu Urwah, tidak berhasil membawa pulang jenazah anaknya.

Menurut Endro Sudarsono dari Islamic Study and Action Center (ISAC), kemungkinan Senin (28/9), keluarga baru diizinkan mengambil jezazah Urwah.

Saat ini, Isman hanya dimintai keterangan dan pencocokan identitas Urwah. "Kami datang dari Kudus membawa ijazah MI setingkat SD Urwah untuk dicocokkan," terang Endro yang juga kuasa hukum keluarga Urwah, setelah keluar dari ruang Ante Mortem.

Berdasarkan hasil identifikasi, katanya, Isman, ayah Urwah, yakin betul kalau itu adalah jenazah anaknya.

Urwah merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Ia diketahui sudah 4 tahun tidak berkomunikasi dengan pihak keluarga. Urwah selama ini tinggal di Sukarejo.

Bahkan, lanjut Endro, keluarga berharap agar Urwah segera dimakamkan, karena sudah 10 hari keempat jenazah yang meninggal di Mojosongo, Solo, itu berada di RS Polri Sukanto.

"Artinya keluarga dari Malaysia, Solo, Kudus dan Purbalingga semakin berduka sebelum jenazah dimakamkan," ujar Endro. Lamanya identifikasi disebabkan harus melalui tes sidik jari, tes Asupan pipi bagian dalam/air liur pipi dalam dan tes DNA. Dari ketiga tes itu, paling banyak memerlukan waktu 3 hingga 5 hari.

Terkait itu, ISAC menilai kinerja Polri lamban dan mengecewakan sebab jadwal pemberangkatan ketiga keluarga, awalnya bersamaan yakni hari Jumat (25/9) sekitar pukul 10:00 WIB. Kemudian diganti mendadak, dengan tiga hari berturut-turut (Aji, Urwah, dan Susilo).

 "Pemakaman seorang muslim adalah `disegerakan`, artinya Polri telah mengganggu waktu pelaksanaan ibadah seorang muslim dalam hal ini pemakaman jenazah," ujar Endro.

Untuk itu, ISAC meminta fatwa atau pendapat MUI pusat tentang hal ini. Prosedur hukum dan identifikasi Polri telah bertentangan dengan norma agama yang telah menyinggung keyakinan umat Islam.

Akhirnya Endro dan Isman serta Taufik Ahmad kembali pulang ke rumahnya, menunggu pemberitahuan selanjutnya kapan diperbolehkan mengambil jenazah Urwah. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009