...layanan gas bumi PGN ditargetkan bisa masuk ke dalam sendi-sendi perekonomian maupun untuk kehidupan sehari-hari masyarakat di berbagai wilayah
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PGN Suko Hartono mengatakan bahwa dalam upaya memperkuat peran SubHolding Gas Bumi, PGN meluncurkan program gasifikasi nasional dalam bentuk Program Sapta (tujuh) PGN.

“Oleh karena itu pemenuhan dan layanan gas bumi PGN ditargetkan bisa masuk ke dalam sendi-sendi perekonomian maupun untuk kehidupan sehari-hari masyarakat di berbagai wilayah. Inovasi pada produk gas bumi menjadi pekerjaan utama PGN, agar gas bumi tidak hanya sebagai komoditas, namun juga sebagai nilai tambah pada pertumbuhan ekonomi nasional dengan memberikan efek ganda dari pemanfaatan gas sektor hilir,” jelas Suko, Selasa, dalam informasi yang diterima Antara di Jakarta.

Skenario ini untuk memperkuat kinerja operasional dan merupakan langkah menuju agregator gas nasional untuk melayani kebutuhan gas bumi secara terintegrasi . Tujuh Program Sapta PGN adalah :

1. PGN Sayang Ibu – Layanan gas bumi untuk kebutuhan gas bumi rumah tangga
2. PGN Mendukung Industri Khusus – Layanan gas bumi untuk kebutuhan gas bumi industri strategis
3. PGN Untuk Listrik Murah – layanan gas bumi untuk kebutuhan sektor kelistrikan
4. PGN Retail dan Industri Umum – layanan gas bumi untuk kebutuhan komersial dan industri umum
5. PGN Sektor Maritim – layanan gas bumi untuk kebutuhan transportasi laut
6. PGN Sektor Darat – layanan gas bumi untuk kebutuhan transportasi darat
7. PGN Masuk Desa – layanan energi baik PGN dalam mendukung program energi bersih terbarukan dan ramah lingkungan

Baca juga: PGN tandatangani komitmen kebijakan penetapan harga gas

Lebih lanjut Suko menjelaskan bahwa PGN juga menambahkan misi baru dalam visi misi perusahaan yaitu hilirisasi industri petrokimia berbasis pemanfaatan gas bumi melalui pengusahaan gas dari sumber gas bumi maupun LNG. PGN akan berkolaborasi dengan perusahaan berskala nasional dan global guna pemanfaatan gas bumi pada turunan bisnis hilir gas, seperti seperti industri petrokimia dan metanol.

Hilirisasi gas bumi akan mendorong nilai tambah dan manfaat gas bumi nasional untuk meningkatkan valuasi keekonomian.

Berdasarkan portofolio yang dimiliki saat ini dan rencana ke depan, PGN diharapkan dapat makin fokus dan menjalankan peran sebagai koordinator dan integrator pengelolaan bisnis niaga gas domestik meliputi penyediaan, pengelolaan, dan komersialisasi produk gas.

PGN dan peran subholding gas saat ini telah melakukan pengelolaan infrastruktur gas bumi secara terintegrasi serta melaksanakan seluruh kegiatan dalam proses bisnis hilir gas bumi mulai dari pengadaan pasokan gas bumi baik dari sumber domestik maupun internasional dan disalurkan kepada seluruh segmen pengguna akhir rumah tangga, pelanggan kecil, transporasi (SPBG), pelanggan kecil, komersial, industri dan pembangkitan listrik.

Produksi gas bumi di Indonesia dari tahun 2015-2017 rata-rata adalah 2,9 tcf/ tahun. Sekitar 60 persen dari produksi ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sisanya diekspor dalam bentuk LNG dan gas pipa.

Sesuai dengan data dari BP Energy Oulook 2019, reserve to production ratio untuk cadangan gas bumi Indonesia cukup untuk periode 37,7 tahun. Kemampuan produksi gas bumi Indonesia sebesar 73,2 mfc, sedangkan laju konsumsi gas bumi Indonesia per tahun sebesar 39,0 mfc. Kondisi ini masih jauh di bawah kemampuan produksi gas bumi Indonesia.

Dari total produksi 2,9 tcf/tahun, PGN hanya menyalurkan sekitar 0,31 tcf/tahun atau 11 persen. Artinya, peluang-peluang ke depan masih terbuka luas dalam hal pembangunan infrastruktur maupun pemenuhan gas bumi.

Baca juga: SKK Migas: Realisasi salur gas turun pada Mei 2020 akibat COVID-19

 

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020