Jakarta (ANTARA) - Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosial (Kemensos) Syafii Nasution mengatakan kolaborasi multipihak saat ini dibutuhkan terutama dalam hal penyaluran bantuan kepada warga yang terdampak pandemi COVID-19.

"Kemensos mendorong kolaborasi sebagai salah satu strategi membantu masyarakat. Mulai koordinasi yang aktif antar organisasi dan lembaga kemanusiaan untuk memastikan penerima manfaat tepat sasaran," kata dia pada diskusi daring kolaborasi multipihak dalam merespon COVID-19 melalui bantuan non tunai di Indonesia yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan proses penyaluran bantuan dari Kemensos telah dimulai sejak 23 Maret 2020 dan saat ini masih terus berlangsung baik di wilayah Jabodetabek maupun di luarnya.

Kemensos melalui Kelompok Kerja Bantuan Nontunai (PokJa BaNTu) saat ini sedang menyusun panduan bantuan non tunai dan panduan distribusi bantuan COVID-19. Harapannya ke depan semua pihak bisa bekerja sama membantu masyarakat terdampak dengan standar protokol kesehatan yang sama.

Baca juga: 31.590 warga Jakbar terdaftar Keluarga Penerima Manfaat BPNT

Baca juga: Peneliti nilai Bantuan Pangan Non Tunai penting saat pandemi COVID-19


Dalam meningkatkan kapasitas para pelaku bantuan non tunai, Kemensos melalui PokJa BaNTu juga melakukan berbagai metode dalam yaitu #SekolahBaNTu yang bisa diakses siapapun membutuhkan pengetahuan terkait bantuan non tunai.

Selain itu, semua pihak yang memiliki program bantuan non tunai diharapkan berkoordinasi dengan Kemensos sehingga bisa meminimalisir berbagai risiko yang mungkin terjadi di masyarakat seperti duplikasi data, wilayah, konflik horizontal dan lain sebagainya.

Sementara itu, Direktur Humanitarian dan Emergency Affairs Wahana Visi Indonesia (WVI) Margarettha Siregar mengatakan instansi tersebut telah memiliki pengalaman menyalurkan bantuan kepada penyintas di beberapa respons kebencanaan.

"Diantaranya saat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah pada September 2018, banjir DKI Jakarta di awal 2020 dan saat pandemi COVID-19," kata dia.

Ia mengatakan penerima manfaat program BaNTu tersebut adalah mereka yang tidak masuk dalam daftar penerima bantuan oleh pemerintah.

Fokus dari lembaga tersebut ialah kesejahteraan anak. Program BaNTu juga diharapkan dapat memberi kontribusi bagi keluarga yang menghadapi kesulitan ekonomi dan memudahkan mereka mengakses kebutuhan pokok anak selama pandemi COVID-19.

"Mulai dari nutrisi, kesehatan, pendidikan sampai penghidupan keluarga, sembari menggeliatkan pasar di tingkat lokal agar ekonomi masyarakat bisa bertahan," katanya.*

Baca juga: Peneliti apresiasi rencana Bulog salurkan beras premium di BPNT

Baca juga: Peneliti: Optimalkan penerapan program bantuan pangan non tunai

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020