Jakarta (ANTARA) - Biro perjalanan daring tiket.com berusaha membuat pelanggan semakin aman dan nyaman pada fase normal baru dengan meluncurkan fitur terbaru yaitu tiket CLEAN.

Fitur ini merupakan jaminan bahwa partner yang bekerjasama dengan tiket.com sudah memenuhi standardisasi protokol kesehatan dan kebersihan yang dikeluarkan badan resmi seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Gaery Undarsa, Chief Marketing officer tiket.com mengatakan, total partner yang sudah mendapatkan label tiket CLEAN berjumlah lebih dari 4000.

“Jumlah ini tentunya akan terus bertambah seiring semakin banyaknya partner kami yang menyatakan keikutsertaan dalam program ini,” kata Gaery dalam konferensi pers daring, Rabu (17/6).

Sekitar 80 persen dari hotel yang sudah mendapatkan fitur tersebut berlokasi di Indonesia, sisanya berada di negara tetangga seperti Singapura.

Baca juga: Pengalaman menginap di hotel akan berbeda pada fase normal baru

Baca juga: Siap "traveling" dengan pesawat, perhatikan 8 hal ini

Gaery menuturkan, fitur ini diluncurkan agar konsumen bisa memilih properti yang memenuhi standardisasi protokol kesehatan, membuat mereka bisa bepergian dengan hati tenang dan aman.

Hal serupa sudah diterapkan oleh OYO Hotels & Homes yang meluncurkan program kualifikasi "Sanitized Stay". Program ini telah diterapkan hampir 200 mitra se-Indonesia yang menerapkan standard baru dalam beroperasi, meminimalisasi kontak fisik antara staf dan konsumen selama pandemi COVID-19.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Hariyadi Sukamdani menjelaskan, standar protokol kesehatan untuk hotel dan restoran telah disebarkan sejak awal Juni.

Menjaga jarak aman satu meter dengan orang lain adalah salah satu peraturan yang harus ditepati, ini berhubungan dengan aturan mengurangi kapasitas restoran dan hotel selama fase normal baru.

Selain itu, menyediakan tempat untuk mencuci tangan dan hand sanitizer di area publik.

Frekuensi disinfeksi pun semakin diperbanyak dalam sehari untuk menekan risiko penularan virus.

Hariyadi mengatakan, hampir semua hotel telah menerapkan protokol baru, meski sebagian hotel masih menunggu awal Juli untuk kembali beroperasi.

Baca juga: Penjualan anjlok paksa Tiket.com aktifkan "survival mode"

Baca juga: Enam fase yang dilewati sebelum bebas melancong lagi


Menurut Hariyadi, selama pembatasan sosial berskala besar ada lebih dari 2000 hotel dan 8000 restoran yang ditutup.

Namun ketika kelonggaran diberlakukan mulai 8 Juni 2020, industri hotel dan restoran kembali bergerak karena orang-orang mulai kembali beraktivitas di luar rumah.

Ia menambahkan, hotel di luar Jakarta juga bergantung pada geliat penerbangan, juga kegiatan pemerintah seperti perjalanan dinas.

"Kalau pemerintah sudah melakukan spending untuk kegiatan (di hotel luar Jakarta, khususnya) akan sangat menolong. Kalau pemerintah bergerak, korporasi juga ikut," kata dia.

Sementara itu, COO ARTOTEL Group Eduard Rudolf Pangkerego mengemukakan ada secercah harapan bahwa industri kembali menggeliat melihat tingkat okupansi yang meningkat pada fase normal baru.

"Okupansi di Jakarta Selatan sudah naik kurvanya, sampai 30-40 persen."

Hingga ada panduan lebih lanjut dari pemerintah, standard kebersihan dan keamanan yang baru bakal terus diadopsi oleh hotel.

"Kebersihan itu sudah bagian dari bisnis hotel," imbuh dia.

Baca juga: Menyongsong normal baru, agen wisata tawarkan aneka promosi

Baca juga: Layanan refund konsumen masih jadi fokus biro perjalanan kala pandemi

Baca juga: Pelancong, siap-siap hadapi perubahan ini usai pandemi

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020