Semarang (ANTARA News) - Wali, grup band yang banyak dikenal lewat tembang berjudul "Dik", mengaku tidak mempermasalahkan jika banyak pihak menilai Wali ikut-ikutan menggarap album religi seperti grup band lain.

"Menurut kami, dikatakan ikut-ikutan tidak masalah jika dilakukan dalam hal kebaikan, apalagi lagu bernuansa religi juga mengandung pesan yang baik," kata gitaris Wali, Aan Kurnia di Semarang, Kamis.

Ia mengatakan, motivasi Wali menggarap album religi sebenarnya sederhana dan tidak terlalu muluk-muluk, yakni ingin mengingatkan diri sendiri terhadap kesalahan yang diperbuat dan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

"Kalau orang lain yang mendengar akhirnya jadi teringat dan menyadari kesalahannya, tentunya hal itu merupakan kebaikan, meskipun kami sendiri tidak pernah membayangkannya sampai seperti itu," katanya.

Sebab, kata dia, dalam menciptakan sebuah karya mereka selalu berupaya bersikap apa yang ada biarlah terjadi apa adanya dan tidak mengada-ada, termasuk dalam menciptakan lagu dengan tema religi.

"Masyarakat tentunya tidak hanya menilai sebuah band atau kelompok musik dari karya yang dihasilkannya, namun sikap dan perilaku masing-masing anggota kelompok pasti juga diperhatikan dan dinilai," katanya.

Berkaitan dengan lagu-lagu yang terdapat dalam album religi Wali, ia mengatakan, lagu religi yang terbaru berjumlah sebanyak lima lagu, di antaranya lagu dengan judul "Mari Shalawat", sisanya lagu lama.

"Sama seperti saat menciptakan lagu-lagu lain, lagu berjudul `Mari Shalawat` itu juga mengalir dan tidak memiliki target tertentu, namun kami tetap menekankan bahwa irama lagu itu harus mudah diingat," katanya.

Karena itu, kata dia, tidak mengherankan apabila dalam setiap lagu yang dihasilkan, mereka selalu memiliki kecenderungan pengulangan dan penekanan nada, sebab hal itu dilakukan untuk memudahkan pendengar mengingatnya.

Saat ditanya mengapa lagu baru yang diboyong dalam album religinya hanya lima judul, ia mengatakan, apabila dipaksa untuk membuat lagu religi dalam jumlah banyak dalam waktu terbatas tentunya sangat sulit.

"Setiap lagu tentunya memiliki sebuah tema dan mengandung pesan yang berbeda, kalau terlalu banyak pasti membutuhkan banyak tema, misalnya untuk satu tema Ramadhan yang harus dibagi-bagi dalam beberapa lagu," katanya.

Sementara itu disinggung tentang penggunaan kata makian dalam sebuah lagunya yang sempat dicekal, vokalis Wali, Farhan yang akrab disapa Faank mengaku "kapok" (jera), biarlah itu (lagu tersebut, red.) menjadi pelajaran bagi mereka.

"Kami tidak menyangka kalau lagu tersebut akan berdampak sangat luas, terutama banyak ditirukan oleh kalangan anak-anak, sehingga kami akan berusaha untuk lebih jeli dalam memilih kata," katanya, diamini personel Wali lainnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009