Jakarta (ANTARA) -- Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa energi baru terbarukan (EBT) akan menjadi kunci penyediaan bahan bakar di masa depan. Hal disampaikan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Perencanaan Strategis Kementerian ESDM, Yudo Dwinanda Priaadi, selaku delegasi Indonesia di acara G20 Workshop on the Circular Carbon Economy (CCE) Guide yang digelar secara daring, beberapa waktu lalu.
 
"Indonesia tercatat sebagai produsen listrik dari panas bumi terbesar kedua di dunia dengan kapasitas terpasang 2,1 GW. Selain itu, Indonesia pun akan menerapkan kebijakan B30," ujar Yudo di depan tujuh delegasi negara dan sejumlah organisasi internasional.
 
Yudo melanjutkan, Indonesia berkomitmen menjadi bagian dunia dalam mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. 
 
"CCE menjadi sebuah isu penting dan merupakan suatu prasyarat guna menciptakan ekonomi dunia yang berkelanjutan, dimana ketersediaan energi yang terjangkau dan ramah lingkungan menjadi prasyaratnya," paparnya.
 
Program CCE siusulkan oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi sebagai pendekatan dalam pencapaian pembangunan berkelanjutan, yang didasari oleh pentingnya melakukan tindakan menjaga kestabilan lingkungan sambil memastikan akses ke energi bersih dan terjangkau untuk semua. 
 
G20 adalah kelompok 20 perekonomian terbesar dunia, yang terdiri dari 19 negara ditambah dengan Uni Eropa. Tujuan utama G20 adalah menghimpun para pemimpin negara-negara ekonomi maju dan berkembang utama dunia untuk mengatasi tantangan ekonomi global serta isu-isu lainnya yang menjadi prioritas bersama. 

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020