Anda memiliki kekuatan duel ini dengan stimulus Fed dan pengeluaran konsumen lagi di satu sisi, dan di sisi lain kebangkitan (COVID-19) di kantong-kantong wilayah di seluruh dunia
New York (ANTARA) - Wall Street beragam pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) dengan Indeks S&P 500 dan Indeks Dow Jones turun setelah sesi berfluktuasi karena investor menimbang lonjakan kasus COVID-19 dan pengumuman Apple Inc tentang penutupan toko-tokonya kembali, terhadap stimulus yang diantisipasi dan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 208,64 poin atau 0,80 persen, menjadi berakhir di 25.871,46 poin. Indeks S&P 500 berkurang 17,42 poin atau 0,56 persen, menjadi ditutup pada 3.097,92 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir menguat tipis 3,07 poin atau 0,03 persen, menjadi 9.946,12 poin.

Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir lebih rendah, dengan sektor utilitas turun 3,1 persen, memimpin kerugian sektoral. Sementara sektor perawatan kesehatan naik 0,87 persen, satu-satunya kelompok yang mencatat keuntungan.

"Anda memiliki kekuatan duel ini dengan stimulus Fed dan pengeluaran konsumen lagi di satu sisi, dan di sisi lain kebangkitan (COVID-19) di kantong-kantong wilayah di seluruh dunia," kata Matthew Keator, mitra pengelola di Keator Group, sebuah perusahaan manajemen kekayaan di Lenox, Massachusetts.

Apple Inc mengumumkan akan menutup sementara beberapa toko lagi di Florida, Arizona, South Carolina, dan North Carolina, yang telah mengalami lonjakan kasus Virus Corona dalam beberapa hari terakhir.

Baca juga: Dolar catat kenaikan terbaiknya, ditopang permintaan aset aman

"Apple adalah kenari di tambang batu bara (indikator awal potensi bahaya atau kegagalan) sehubungan dengan bisnis lain," tambah Keator. "Anda akan mulai melihat bisnis lain melakukan hal serupa di beberapa negara bagian tempat kami melihat virus muncul kembali."

"(Tapi) ada juga perasaan bahwa The Fed sangat menyadari apa yang terjadi dan akan membantu di mana dan kapan dibutuhkan," kata Keator.

Kasus-kasus baru COVID-19 mencatat rekor setidaknya di enam negara bagian AS dan penggunaan masker yang diwajibkan menjadi lebih umum ketika ekonomi terus dibuka kembali. China, tempat pandemi itu berasal tetapi telah mengatasi, juga melaporkan peningkatan dalam kasus-kasus baru penyakit ini.

Lebih dari 2,2 juta kasus COVID-19 yang dikonfirmasi telah dilaporkan di Amerika Serikat, dengan hampir 119.000 kematian, pada Jumat sore (19/6/2020), menurut Pusat Sains dan Teknik Sistem di Universitas Johns Hopkins.

Namun untuk minggu ini Indeks  S&P 500, Indeks Dow Jones, dan Indeks Komposit Nasdaq membukukan kenaikan persentase yang kuat.

Indeks S&P 500 dan Indeks Dow Jones sekarang berada di 8,5 persen dan 12,5 persen di bawah tertinggi sepanjang masa masing-masing yang dicapai pada Februari. Nasdaq berdiri di 1,3 persen di bawah penutupan tertinggi yang dicapai pada 10 Juni, setelah menembus level tersebut di awal sesi.

Baca juga: Harga emas melonjak, bangkit dari 2 hari penurunan beruntun

Volume perdagangan yang biasanya ringan pada Jumat musim panas karena investor menuju akhir pekan.

Tapi Jumat ini menandai quadruple witching, di mana indeks saham berjangka, opsi indeks saham, opsi saham, dan saham berjangka tunggal berakhir secara bersamaan, dan itu biasanya diterjemahkan ke dalam volume dan likuiditas yang tinggi.

Dalam sebuah konferensi video Ketua Federal Reserve (Fed) AS Jerome Powell memperingatkan pemulihan ekonomi dari pandemi ini akan menjadi tantangan dan tidak akan ada perbaikan cepat.

Maskapai penerbangan, yang sangat terpukul oleh penguncian ekonomi, turun tajam, dengan indeks S&P 1500 Airline jatuh 4,2 persen.

Volume transaksi di bursa AS mencapai 15,84 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 13,17 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

Baca juga: Harga minyak naik, terangkat pemangkasan OPEC+ dan waspada virus

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020