Saya melatihnya selama dua tahun sebelum Euro 1976

Tujuh penendang pertama adu penalti sukses menunaikan tugasnya dari titik putih ketika Uli Hoeness unjuk diri sebagai algojo keempat Jerman Barat dan legenda Bayern Muenchen itu mengaku dilanda gugup saat menghadapi bola.

"Saya memutuskan untuk melepaskan tembakan keras, berusaha membidik sudut gawang. Bola malah melambung di atas mistar gawang dan saya pikir orang-orang baru menemukannya beberapa tahun kemudian," kata Hoeness dalam arsip UEFA.

"Negara itu kemudian dilanda perang dan di antara puing-puing stadion yang porak poranda, mereka menemukan bola itu," ujarnya menambahkan, merujuk pada perang sipil yang belakangan membuat Yugoslavia terpecah belah dan Belgrade kini diketahui sebagai wilayah di bawah Serbia.

Cekoslowakia sudah unggul 4-3, ketika Antonin Panenka mendapat giliran sebagai penendang kelima negaranya. Alih-alih melepaskan tembakan keras seperti banyak algojo penalti lainnya, Panenka menendang bola dengan lemah ke tengah gawang.

Baca juga: Tiga gol Thierry Henry jadi salam perpisahan Arsenal dengan Highbury

Eksekusi penalti Panenka begitu lemah, tapi cungkilannya mengecoh Maier yang melompat ke sisi kiri sedangkan bola bahkan bergulir hampir tak mencapai jala gawang.

Gaya penalti itu di kemudian hari kesohor sebagai tendangan Panenka, yang di Stadion Red Star hari itu punya arti yang lebih penting yakni trofi Euro pertama bagi Cekoslowakia.

 

Kekal

Antonin Panenka bukanlah seorang pemain yang punya rekam jejak gemerlap. Ia bukan Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, Diego Maradona ataupun Pele yang mendominasi sebagai patron utama sepak bola di zamannya.

Bahkan Euro 1976 merupakan trofi pertama yang diraih Panenka yang kala itu berusia 27 tahun dan sudah meniti karier sembilan tahun di kancah sepak bola profesional bersama Bohemians Praha.

Akan tetapi, eksekusi penaltinya di final Euro 1976 membuat nama Panenka kekal dalam kamus sepak bola dunia.

Baca juga: Dua tahun silam, Zidane torehkan tinta emas di Liga Champions

Halaman selanjutnya: Dalam sebuah artikel...

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2020