Jakarta (ANTARA News) - Rapat paripurna pemilihan pimpinan MPR di Gedung MPR Senayan Jakarta, Sabtu malam, tertunda selama sekitar 90 menit dari jadwal yang ditentukan sebelumnya pada pukul 19.30 WIB setelah para anggota DPD menunda kehadirannya.

Sementara sebagian besar anggota DPR yang seluruhnya berjumlah 560 orang sudah berada di lobi dan dalam ruangan rapat paripurna MPR sejak pukul 19.30 WIB.

Rapat paripurna pemilihan pimpinan MPR yang dipimpin Ketua Sementara MPR, Marzuki Ali, akhirnya dibuka mulai pukul 21.00, meskipun hanya 25 orang dari 132 orang kelompok anggota DPD yang hadir. Sedangkan anggota DPR sebagian besar hadir.

Sesaat sebelumnya, Wakil Ketua DPD La Ode Ida, di ruang wartawan DPR mengatakan bahwa DPD bersikap menunda kehadirannya pada rapat paripurna MPR itu, karena melihat kecenderungan formasi pimpinan MPR yakni empat dari DPR dan satu dari DPD.

"Formasi tersebut tidak mencerminkan perimbangan antara DPR dengan DPD. Kami sudah menetapkan sikap tegas formasinya 3:2," ujar La Ode yang didampingi anggota DPD Aksa Mahmud.

Dikatakannya, karena belum ada kesamaan sikap DPD sepakat untuk menunda kehadiran di ruang rapat.

Dijelaskan La Ode, jumlah 132 orang anggota DPD di MPR merupakan yang terbesar kedua setelah Fraksi Partai Demokrat MPR dan jika dibandingkan dengan fraksi lainnya yang hanya memiliki 40 kursi tapi mendapat jatah satu kursi pimpinan, itu tidak mencerminkan adanya keadilan.

"DPD merupakan satu kekuatan yang riil dan tidak bisa di fait accomply oleh pihak mana pun, termasuk DPR," katanya.

Menurut anggota DPD dari Sulawesi Tenggara ini, dengan ketidakhadiran DPD pada rapat paripurna pemilihan pimpinan MPR, maka akan berdampak pada tidak konstitusionalnya keputusan yang akan diambil MPR.

DPD juga mengusulkan paket alternatif yakni koalisi antara fraksi PKS, PAN, dan DPD dengan komposisi tiga calon dari DPR dan dua calon dari DPD.

"Paket alternatif mengusung Hidayat Nur Wahid (FPKS) sebagai calon ketua," katanya.

Sementara itu, anggota DPR dari FPDIP, Pramono Anung mengatakan, sebagian besar fraksi-fraksi di DPR yang dimotori oleh fraksi koalisi besar antara lain, Partai Demokrat, Partai Golkar, dan PDI Perjuangan, sudah solid akan mengusung satu paket lengkap calon pimpinan MPR.

Paket tersebut, kata dia, mengusung Taufiq Kiemas (FPDIP) sebagai calon ketua MPR yang didampingi empat calon wakil ketua, yakni Melani Suharli (Fraksi Partai Demokrat), Hajriyanto Tohari (Fraksi Partai Golkar), Lukman Hakim Saefuddin (Fraksi PPP), serta satu calon wakil ketua lainnya dari unsur DPD.

"Satu calon wakil ketua dari DPD yang masih dicari," kata Sekjen PDIP ini.

Ketua Sementara MPR, Marzuki Alie mengatakan, dirinya akan bersikap netral dan obyektif dalam memimpin rapat paripurna, tidak berpihak pada salah satu kepentingan.

Dia berharap, rapat paripurna pemilihan pimpinan DPR ini bisa berjalan lancar dan pimpinan MPR yang baru segara terpilih. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009