Garut (ANTARA News) - Nyaris seluruh kawah gunung api Papandayan di Kabupaten Garut yang berstatus waspada, hingga Minggu tengah hari masih diselimuti kabut tebal dengan temperatur udara sekitarnya dibawah 20 derajat celsius.

Meski diselimuti kabut, puluhan pengunjung dari Kota Garut, Bandung, Bekasi, Bogor, Sukabumi, Cianjur serta Jakarta, terlihat berwisata ke gunung itu, kata petugas Pos Pengamatan, Trisno.

Kepada para pengunjung, dia mengingatkan agar mereka tidak terlalu dekat dengan tepi kawah yang diduga mengeluarkan gas beracun. Pengunjung juga bisa merasa pusing apabila mencium bau belerang dari kawah gunung itu.

Pengunjung diminta berhati-hati karena aktivitas Papandayan yang meningkat sehingga statusnya ditetapkan menjadi waspada.

Luas seluruh kawasan di gunung Papandayan sekitar 7.132 hektare, terdiri Cagar Alam (CA) seluas 6.807 hektare dan 225 hektare Taman Wisata Alam (TWA), berketinggian 2.622 mdpl.

Gunung itu memiliki banyak kawah aktif, diantaranya empat kawah yang meletus pada tahun 2002 masing-masing kawah Baru, kawah Nangklak dan Kawah 2002 yang juga terdapat kaldera terluas di Asia Tenggara.

Berbatasan alam sebelah barat, selatan dan timurnya dengan kawasan Perum Perhutani, sebagai hutan produksi, berjarak 9 km dari ibukota kecamatan Cisurupan atau 24 km arah selatan dari pusat kota Garut.

Sedangkan kondisi topografinya berada pada ketinggian 2.170 mdpl dengan konfigurasi umum lahan bergunung, berbukit, dataran dan lembah.

Memiliki dua lokasi bumi perkemahan, terdiri Pondok Salada berjarak 3 km dari pintu masuk ke arah puncak seluas 2 hektare, serta bumi perkemahan "Camp David" terletak di belakang lokasi parkir kendaraan.

Terdapat flora yang dominan yakni Suwagi dan Kiteke sedangkan fauna yang dominan babi hutan dan burung, juga ditumbuhi vegetasi hiur, puspa, pasang hura, saninten, jamaju dan sega, terdapat pula fauna berbagai jenis burung, macan kumbang dan macan tutul, elang Jawa, lutung dan Surili.
(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009