Bersamaan dengan proses transisi ini kita akan terus fasilitasi
Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan Pemerintah Provinsi siap memfasilitasi kegiatan perekonomian di Ibu Kota, namun tetap mempertimbangkan kondisi wabah Corona Virus Desease 2019 (COVID-19).

"Bersamaan dengan proses transisi ini kita akan terus fasilitasi baik penumbuhan usaha mikro dan menengah sampai besar, baik sektor jasa sampai konstruksi supaya segera bisa bangkit berkegiatan kembali, tapi itu semua dengan mempertimbangkan kondisi wabah," kata Anies usai apel HUT DKI Jakarta ke-493 di Balai Kota Jakarta, Senin.

Hal tersebut, kata Anies, dikarenakan selama pandemi COVID-19 ini pembangunan dan kegiatan perekonomian tertunda demi menyelamatkan jiwa masyarakat di Jakarta dari paparan virus mematikan dengan secepat mungkin dan setuntas mungkin.

"Saya pribadi percaya ke depan dengan kejadian kemarin, Jakarta banyak pengalaman baru, perusahaan-perusahaan juga mengambil pengalaman baru mereka berimprovisasi i cara kerja, sehingga insya Allah bisa lebih efektif," ucap Anies.

Baca juga: Anies sebut reproduksi COVID-19 di Jakarta telah terkendali

Anies juga percaya bahwa Jakarta sebagai pusat perekonomian di Indonesia akan bangkit dan memainkan perannya selama pandemi ini.

"Jakarta sebagai pusat perekonomian, akan terus memainkan peran besarnya di Indonesia selama pandemi ini," ucap Anies.

Sebelumnya, target pendapatan pajak Pemprov DKI Jakarta pada 2020, diperkirakan merosot hingga 55 persen akibat pandemi Covid-19.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pendapatan dari sektor pajak diperkirakan hanya mencapai Rp22,5 triliun dari target awal lebih dari Rp50 triliun.

Baca juga: Anies berharap HUT Jakarta virtual jadi pengalaman baru warga

"Pendapatan pajak turun dari Rp50,17 triliun menjadi Rp22,5 triliun, tinggal 45 persen," ujar Anies dalam video yang diunggah di akun YouTube Pemprov DKI, Jumat (29/5).

Secara keseluruhan, anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI tahun 2020 juga diprediksi anjlok, hanya tersisa hampir separuhnya. APBD yang semula Rp87,9 triliun merosot jadi Rp47,2 triliun.

"Tinggal 53 persen. Belum pernah di dalam sejarah Pemprov DKI Jakarta, kami mengalami penurunan pendapatan sebesar ini, yaitu lebih dari Rp40 triliun," kata Anies.

Pemprov DKI Jakarta, lanjut dia, akhirnya harus memangkas anggaran secara drastis di banyak sektor, baik belanja langsung maupun tidak langsung.

Baca juga: Anies rasakan suasana perayaan HUT Jakarta berbeda

Pemprov DKI juga harus merealokasi sejumlah anggaran, termasuk belanja pegawai, untuk dialihkan menjadi anggaran penanganan COVID-19 dan dampaknya.

"Tahun ini tidak ada lagi pembangunan baru, tidak ada lagi belanja modal kecuali terkait penanggulangan banjir dan tidak ada belanja yang tidak prioritas," ucapnya.

Jakarta saat ini berusia 493 tahun sejak berdirinya, dengan mengusung tema Jakarta Tangguh, diharapkan segenap lapisan masyarakat di Jakarta untuk tangguh menghadapi pandemi COVID-19 yang sudah terjadi sejak Maret 2020.

Diketahui, pada Minggu tanggal 21 Juni 2020, jumlah pasien sembuh dari paparan Corona Virus Desease 2019 (COVID-19) naik 233 orang dibandingkan dengan hari sebelumnya, adapun untuk untuk kasus positif bertambah 127 sementara korban meninggal meningkat 12 orang.

Baca juga: Merayakan HUT Jakarta dengan taat protokol kesehatan

Berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta, Minggu, untuk pasien sembuh COVID-19 tercatat 5.054 orang (hari sebelumnya 4.821 orang), sementara 9830 orang (hari sebelumnya 9.703 orang) dan yang meninggal dunia 615 orang (sebelumnya 603 orang).

Sementara itu, 1.287 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit (hari sebelumnya 1.340 orang) dan 2.874 orang melakukan isolasi mandiri di rumah (sebelumnya 2.939 orang).

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020