Pandeglang (ANTARA) -

Basarnas Banten mengerahkan Kapal KN Sarwisnu dari Jakarta untuk melakukan evakuasi nelayan Teluk Labuan Pandeglang yang hilang di Perairan Selat Sunda.

"Kami melakukan penyisiran di sekitar Selat Sunda dengan Kapal KN Sarwisnu, karena cuaca di perairan itu kurang bersahabat," kata Kasubsi Operasional Basarnas Banten Heru, di Pandeglang, Senin.

Menurut dia, Kapal KN Sarwisnu dengan panjang 12 meter itu dikerahkan karena mampu menghadapi ketinggian gelombang antara enam sampai tujuh meter.

Baca juga: Basarnas Banten lakukan pencarian tujuh nelayan hilang di Selat Sunda

"Kapal KN Sarwisnu sudah biasa dioperasikan Basarnas untuk penyelamatan evakuasi kecelakaan laut, karena jelajah radius kapal tersebut hingga mencapai di atas lima mil dari pantai," katanya.

Pencarian nelayan itu dilakukan tim gabungan terdiri dari Basarnas Banten, Jakarta, Lampung, Lanal Banten, Polairud Banten, KSOP Banten, TNI AL, ASDP Merak, dan SAR sejak empat hari terakhir ini belum menemukan tujuh nelayan yang hilang setelah KM Puspita Jaya diterjang gelombang tinggi.

Kecelakaan laut itu menimpa sebanyak 16 nelayan Teluk Labuan Pandeglang yang hendak mencari ikan di sekitar Pulau Panaitan dan Pulau Rakata yang lokasi tidak jauh dengan Gunung Anak Krakatau.

Baca juga: Tim gabungan cari tujuh nelayan Pandeglang, kerahkan 12 kapal

Dalam perjalanan dari Teluk Labuan menuju Pulau Rakata dihantam ombak besar hingga kapal yang ditumpangi nelayan terbalik.

Melihat kapal terbalik itu, para nelayan menyelamatkan diri dengan berenang ke Pulau Rakata dan Panaitan.

Namun, enam nelayan kembali lagi menuju kapal yang terbalik dan akhirnya diselamatkan oleh kapal pesiar Eurodam dari Amerika Serikat yang melintas di Perairan Selat Sunda.

Baca juga: Cuaca buruk, kendala Tim SAR mencari nelayan hilang di Selat Sunda

"Kami memperkirakan tujuh nelayan yang hilang itu bisa saja ke arah Pulau Panaitan atau Pulau Sumatera," katanya menjelaskan.
 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020