Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Prancis berharap agar rangkaian protokol kesehatan yang akan diberlakukan pada putaran kedua pemilihan umum (pemilu) tingkat kota pada 28 Juni mendatang dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memberikan suara.

“Sejumlah langkah khusus telah diatur dan akan diberlakukan guna mencegah penyebaran virus (COVID-19) pada pemilihan umum ini dan memastikan keselamatan warga. Selain itu juga untuk memastikan, sebisa mungkin, adanya tingkat partisipasi yang baik,” kata Atase Pers Kedutaan Besar Prancis di Jakarta, Dominique Roubert, pada ANTARA saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan bahwa pada putaran pertama pemilu tingkat kota, yang digelar pada 15 Maret lalu, tingkat partisipasi masyarakat terbilang cukup rendah.

“Utamanya diakibatkan oleh kekhawatiran para pemilih terkait kesehatan, karena (putaran pertama pemilu) diadakan pada awal pandemi,” ujarnya.

Pemerintah Prancis menerapkan sejumlah protokol kesehatan, termasuk penggunaan masker dan pelindung wajah (face shield) bagi para petugas di tempat pemungutan suara (TPS) serta penyediaan cairan pembersih tangan (hand sanitizer) dan/atau fasilitas cuci tangan yang dilengkapi sabun dan air mengalir.

Para pemilih yang datang juga harus menggunakan masker dan melakukan social distancing atau saling menjaga jarak. Selain itu, akan ada pembatasan jumlah pemilih yang berada di dalam area TPS maupun yang menunggu giliran untuk memilih di luar TPS.

Baca juga: Pemerintah Prancis siapkan protokol kesehatan jelang pemilu kota

Baca juga: "Lockdown" dilonggarkan, Singapura gelar pemilu pada 10 Juli


“Pemerintah Prancis juga telah mengubah peraturan atas pemungutan suara yang diwakili (proxy voting) guna mengoptimalkan metode tersebut, yakni dengan mengizinkan satu orang untuk mewakilkan dua pemilih lainnya. Sebelumnya, satu orang hanya diperbolehkan untuk mewakili satu proxy vote,” ujar Dominique.

Rangkaian protokol kebijakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemilihan wali kota di sejumlah area di Prancis.

Prancis telah menggelar putaran pertama pemilu tingkat kota pada 15 Maret lalu dan putaran kedua semula dijadwalkan pada 22 Maret. Namun, akibat pandemi COVID-19, jadwal pemilu putaran kedua diundur menjadi pada 28 Juni.

Dikutip dari Reuters, hingga Senin (22/6), Prancis mencatat total kasus COVID-19 sebanyak 160.750, sementara jumlah kematian akibat infeksi virus corona baru tersebut mencapai 29.663 jiwa.

Baca juga: Kemenkes Prancis: Kasus COVID-19 di RS menurun

Baca juga: Per 15 Juni Prancis cabut kontrol perbatasan bagi pelancong Uni Eropa


Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2020