Akan lebih baik jika petugas penyembelih hewan kurban sudah tes cepat dan dipastikan sehat
Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kota Bogor merencanakan  pelatihan dan simulasi pemotongan hewan kurban untuk dilaksanakan pada Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bogor, Anas S Rasmana dihubungi melalui telepon selulernya di Kota Bogor, Selasa, mengatakan kegiatan itu direncanakan berlangsung Minggu (28/6).

Baca juga: Bogor gelar pelatihan protokol pemotongan hewan kurban saat pandemi

Menurut Anas S Rasmana, pelatihan dan simulasi akan diikuti oleh camat dan lurah dari seluruh wilayah di Kota Bogor, serta pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) tingkat Kota Bogor dan tingkat kecamatan di Kota Bogor.

Pada pelatihan dan simulasi penerapan protokol kesehatan untuk pemotongan hewan kurban yang akan diselenggarakan secara virtual melalui video conference tersebut, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bogor juga akan mengundang pembicara ahli dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian untuk memberikan pengarahan.

Baca juga: Ini detail aturan Kementan soal pelaksanaan kurban saat wabah COVID-19

"Pelatihan dan simulasi itu meskipun dilakukan secara virtual, namun akan dilakukan simulasi bagaimana penerapan protokol kesehatan pada saat pelaksanaan pemotongan hewan kurban," katanya.

Setelah pelatihan dan simulasi, kata dia, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan akan memberikan surat keputusan tentang protokol kesehatan pemotongan hewan kurban kepada para camat, lurah dan pengurus DMI tingkat Kota Bogor dan tingkat kecamatan di Kota Bogor, untuk ditindaklanjuti.

"Selanjutnya, mereka yang akan menyosialisasikannya kepada pengurus DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) di setiap masjid di Kota Bogor," katanya.

Baca juga: ACT gandeng peternak lokal siapkan hewan kurban Idul Adha

Anas menambahkan di setiap masjid jumlah hewan kurbannya berbeda-beda dan luas halaman masjid juga berbeda-beda, sehingga harus bisa menyesuaikan, karena petugasnya akan dibatasi.

Untuk masjid yang jumlah hewan kurbannya sangat banyak, diusulkan agar melakukan pemotongan hewan kurban dalam dua tahap yakni pada tanggal 10 dan 11 Dzulhijjah, guna memenuhi syarat penerapan protokol kesehatan dan dapat meminimalkan potensi penularan COVID-19.

Anas menjelaskan protokol kesehatan yang harus diterapkan pada pemotongan hewan kurban adalah, hewan kurban harus sehat dan tidak cacat, serta memenuhi syarat untuk qurban.

Tempat pemotongan hewan kurban, misalnya di halaman masjid atau di lapangan terbuka, harus menyediakan fasilitas tempat cuci tangan dengan air mengalir dan sabun.

Baca juga: Ulama ajak umat Islam berikan hewan kurban terbaik

Petugas pemotongan hewan harus dalam kondisi sehat dan jumlahnya dibatasi untuk setiap lokasi pemotongan hewan kurban. Setiap orang yang bertugas, harus mengenakan pakaian lengan panjang, memakai masker, pelindung wajah dan sarung tangan.

"Akan lebih baik jika petugas yang menyembelih hewan kurban sudah menjalani tes cepat dan dipastikan sehat," katanya.

Baca juga: Dompet Dhuafa tebar 31 ribu hewan di Hari Raya Kurban

Di lokasi pemotongan hewan kurban, petugas yang menangani hewan kurban setelah disembelih, posisinya tidak boleh berhadapan, guna meminimalkan kontak fisik dan "droplet" di antara petugas.

Lokasi pemotongan hewan kurban juga harus diberi jarak tertentu dan diberi pagar pembatas dengan pemilik hewan yang ingin menyaksikan hewan kurbannya disembelih.

Baca juga: Dompet Dhuafa targetkan sembelih 30 ribu ekor hewan kurban





 

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020