Musuh emas terbesar saat ini adalah jika pasar lain menarik perhatian dan modal
Chicago (ANTARA) - Emas raih kenaikan hari ketiga berturut-turut pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), didorong oleh melemahnya dolar AS dan paket-paket stimulus moneter yang meluas oleh bank-bank sentral ketika lonjakan kasus-kasus virus corona merusak prospek ekonomi. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, terangkat 15,60 dolar AS atau 0,88 persen, menjadi ditutup pada 1.782,00 dolar AS per ounce.

Emas berjangka menguat 13,40 dolar AS atau 0,76 persen menjadi 1.766,40 dolar AS per ounce pada perdagangan Senin (22/6/2020), setelah melonjak 21,9 dolar AS atau 1,27 persen menjadi 1.753,00 dolar AS per ounce pada Jumat (19/6/2020).

"Tsunami stimulus datang dari mana-mana tidak hanya menyebabkan inflasi tetapi juga melukiskan gambaran yang lebih lemah bagi ekonomi dan membuat emas terlihat menarik," kata Edward Meir, analis di ED&F Man Capital Markets.

Emas telah naik hampir 16 persen sejauh tahun ini, didukung oleh langkah-langkah stimulus global karena logam non-yield dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.

Indeks dolar turun 0,5 persen menjadi 96,60 terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, membuat emas lebih murah untuk pemegang mata uang non-AS.

Lebih dari 9,14 juta orang telah dilaporkan terinfeksi oleh virus corona secara global dan 473.031 telah meninggal, menurut perhitungan Reuters, Selasa (23/6/2020).

Kenaikan emas terjadi meskipun ada peningkatan ekuitas yang didorong oleh data ekonomi menggembirakan dan setelah Presiden AS Donald Trump mencuit bahwa pakta perdagangan AS-China "sepenuhnya utuh".

"Musuh emas terbesar saat ini adalah jika pasar lain menarik perhatian dan modal," kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam dasar dan mulia di BMO.

"Kecuali penutupan yang buruk di bawah 1.750 dolar AS dalam beberapa hari mendatang, tertinggi Oktober 2012 sekitar 1.800 dolar AS seharusnya hanya masalah waktu, seminggu, mungkin kurang."

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 16,1 sen atau 0,9 persen, menjadi ditutup pada 18,063 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 2,7 dolar AS atau 0,32 persen, menjadi menetap pada 846,4 dolar AS per ounce.

Baca juga: Harga emas naik 13,40 dolar AS, dipicu kenaikan kasus COVID-19
Baca juga: Harga emas melonjak, bangkit dari 2 hari penurunan beruntun

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020