2. Menara Syahbandar
 
Menara Syahbandar (Wikimedia)


Menara yang jadi bagian Museum Bahari ini dulu berfungsi sebagai menara pantau utama yang mengontrol keluar masuknya kapal. Nama Syahbandar diambil dari istilah profesi pengawas menara.

"Menaranya agak miring, kadang disebut menara miring," ujar dia.

Kemiringan menara yang dibangun pada 1839 ini disebabkan usia getaran dari kendaraan berat yang melewati jalan di sampingnya.

"Setiap tiga tahun sekali, miring 0,3 derajat," imbuh dia.

Dulu, orang-orang masih bisa naik hingga ke puncak menara. Namun Selma menuturkan tahun lalu bagian atasnya ditutup karena menara semakin miring.

Menara Syahbandar dulu merupakan tempat titik 0 KM Jakarta sebelum dipindahkan ke Monas.

3. Museum Bahari
Seorang pekerja menyemprotkan cairan disinfektan pada pintu masuk Museum Bahari, Jakarta, Sabtu (6/6/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan akan membuka wisata museum pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi fase pertama di Jakarta pada 6-14 Juni mendatang. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/hp. (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)


Museum ini dulunya dipakai oleh Belanda sebagai gudang rempah-rempah, sumber penyebab di balik alasan penjajah memperebutkan Indonesia yang memiliki banyak rempah-rempah berharga.

Museum ini menyimpan koleksi miniatur kapal serta sejarah Indonesia pada masa pendudukan Belanda. Mengingat museum ini dulu berfungsi sebagai gudang rempah, bangunannya dilengkapi dengan banyak jendela agar sirkulasi udara lancar.

Baca juga: Hari ini Ancol buka lagi, anak bawah 5 tahun dan lansia dilarang masuk

Baca juga: Pengalaman menginap di hotel akan berbeda pada fase normal baru

Baca juga: Fase normal baru, OYO luncurkan program kualifikasi "Sanitized Stay"

Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020