Kegiatan belajar dan mengajar dari rumah menjadi keputusan yang harus diambil oleh Pemerintah bagi seluruh sekolah.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta pengurus pondok pesantren untuk berinovasi dalam melakukan kegiatan belajar dan mengajar, khususnya sistem pembelajaran jarak jauh, pada masa tatanan normal baru.

"Lembaga yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan keagamaan perlu terus mencari solusi untuk pembelajaran bagi para santri yang lebih efektif bila pembelajaran tatap muka belum dilakukan dalam waktu dekat," kata Wapres dalam Seminar Hambatan dan Harapan Menghadapi New Normal yang diselenggarakan secara virtual oleh Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah, Rabu.

Baca juga: Wapres: Saat ini pemerintah sangat serius kaji penerapan normal baru

Inovasi yang perlu dilakukan tersebut, antara lain dengan pembentukan kelompok-kelompok kecil terdiri atas para santri, serta menyusun kurikulum yang disesuaikan dengan konsep pembelajaran jarak jauh.

"Misalnya, dengan inovasi bentuk pembelajaran kelompok-kelompok kecil, dan penyesuaian kurikulum dengan format pembelajaran jarak jauh. Hal ini perlu dilakukan karena ada perbedaan karakter antara belajar tatap muka dan jarak jauh," katanya menambahkan.

Dalam mempersiapkan sistem belajar dan mengajar jarak jauh bagi sekolah pesantren, Wapres memandang perlu mengajak para orang tua dan wali santri untuk ikut terlibat. Hal itu bertujuan agar pembelajaran jarak jauh dapat berjalan dengan optimal.

Baca juga: Wapres: Inovasi pemda jadi kunci normal baru yang produktif

Kegiatan belajar dan mengajar dari rumah menjadi keputusan yang harus diambil oleh Pemerintah bagi seluruh sekolah, sebagai bagian dari kebijakan untuk memutus rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia.

"Begitu pula anak-anak di pesantren yang bersekolah dan tinggal di asrama, mereka harus meninggalkan asrama untuk melindungi santri dan guru agar tidak tertular, serta mengurangi penyebaran virus," ujarnya.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020