Jakarta (ANTARA) - Bank sentral Brazil secara efektif menangguhkan fitur pembayaran yang baru diluncurkan Facebook untuk layanan pesan WhatsApp, yang dinamai WhatsApp Pay, menyusul permintaan diberhentikannya pembayaran dan transfer melalui jaringan Visa dan Mastercard.

Bank sentral Brazil mengatakan bahwa meluncurkan layanan tanpa analisis sebelumnya oleh otoritas moneter dapat merusak sistem pembayaran Brazil di bidang persaingan, efisiensi dan privasi data, Reuters melaporkan, Rabu.

Baca juga: Ini beberapa fitur baru WhatsApp

Baca juga: WhatsApp tutup celah pesan tak terenkripsi di iOS dan Android


Fitur, yang diluncurkan pekan lalu, itu memungkinkan pengguna untuk mentransfer dana secara individu atau ke bisnis lokal dalam obrolan WhatsApp dengan cara melampirkan pembayaran, seperti halnya fitur pengiriman foto atau video yang ada di dalam aplikasi pesan instan tersebut.

Langkah bank sentral itu memukul kembali Facebook setelah mata uang digitalnya, Libra, menghadapi perlawanan keras dari regulator. WhatsApp, yang memiliki lebih dari 120 juta pengguna di Brazil, pasar terbesar kedua setelah India, juga harus berjuang dalam meluncurkan fitur pembayarannya.

Dalam pernyataannya, bank sentral Brazil menyebutkan bahwa jika Visa dan Mastercard tidak mematuhi permintaan tersebut, keduanya akan dikenakan denda dan sanksi administratif.

Juru bicara WhatsApp mengatakan layanan pesan tersebut akan terus bekerja dengan "mitra lokal" dan bank sentral untuk menyediakan pembayaran digital bagi para penggunanya di Brazil.

WhatsApp akan menggunakan model bisnis yang terbuka untuk lebih banyak peserta yang akan mengatasi kekhawatiran regulator tentang persaingan pasar.

Sebelumnya pada Selasa (23/6), sebelum operasi Visa dan Mastercard dengan WhatsApp ditangguhkan, bank sentral Brazil mengeluarkan peraturan yang mengharuskan pelaku pasar mengantongi persetujuan terlebih dahulu sebelum beroperasi.

WhatsApp meluncurkan layanannya di Brazil tanpa meminta otorisasi bank sentral, karena hanya beroperasi sebagai perantara antara konsumen dan lembaga keuangan.

Beberapa pengamat menyebut keputusan regulator tersebut adalah reaksi berlebihan, sementara yang lain mengatakan WhatsApp menghadirkan risiko potensial dalam hal persaingan pasar dan privasi.

"Agak aneh bahwa bank sentral memutuskan untuk menangguhkan WhatsApp karena regulator sudah dapat mengawasi semua pelaku pasar yang bergabung dengan WhatsApp," kata Carlos Daltozo dari lembaga riset Eleven Financial.

"Selain itu, WhatsApp terbuka untuk membentuk kemitraan baru," dia menambahkan.

WhatsApp memulai operasinya di Brazil dalam kemitraan dengan fintech Nubank,Banco do Brasil, Visa, Mastercard, dan perusahaan pemberi pinjaman, Sicredi.

Sementara itu, pengawas antimonopoli Brazil, Cade, memblokir kemitraan WhatsApp dengan operator kartu kredit dan debit, Cielo, untuk memproses pembayaran.

Menurut Cade, karena Cielo merupakan pemroses pembayaran terbesar di Brasil, kemitraan dengan layanan perpesanan terbesar dapat menimbulkan risiko monopoli pasar.

Langkah bank sentral tersebut dilakukan ketika regulator bersiap untuk meluncurkan sistem pembayaran instan sendiri pada bulan November, yang dinamai Pix, yang menggandeng lebih dari 980 peserta.

"Ini rumit ketika regulator juga menjadi pemain dan tampaknya lebih khawatir tentang sistem pembayarannya sendiri," kata sumber dari sebuah lembaga keuangan yang telah bermitra dengan WhatsApp, dikutip dari Reuters.

Juru bicara WhatsApp mengatakan berkomitmen bekerja sama dengan bank sentral untuk mengintegrasikan sistem mereka begitu Pix tersedia.

Mastercard mengatakan akan mematuhi aturan bank sentral dan terus mengembangkan lingkungan pembayaran yang inovatif.

Sementara, Facebook dan Visa tidak segera memberikan jawaban. Cielo menolak berkomentar.

Baca juga: WhatsApp Pay jadi saingan berat layanan pembayaran digital Indonesia

Baca juga: Dari WhatsApp bisa kirim uang dan bayar tagihan

Baca juga: WhatsApp sempat down, ini risiko jika uninstall

Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020