Banda Aceh (ANTARA News) - Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) menyambut baik pemberian Nobel Perdamaian untuk Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan menilai Obama sangat gigih menjalin hubungan yang harmonis antara Barat dan dunia Islam.

"Sangat wajar bila Obama mendapat Nobel Perdamaian, karena perannya selama ini sangat besar untuk mewujudkan kedamaian antara Barat dan dunia Islam," kata Sekretaris HUDA, Tgk. Faisal Aly di Banda Aceh, Sabtu.

Komitmennya untuk menjaga perdamaian tersebut diwujudkan dengan melantik seorang muslim Amerika untuk menjadi utusan khusus yang menjembatani Islam dengan Barat.

"Ini menunjukkan bahwa komitmen Obama untuk menjalin hubungan dengan dunia Islam sangat besar," ujarnya.

Selain itu, upaya Obama untuk menciptakan perdamaian di Palestina juga terus dilakukan.

Meskipun perundingan sering menghadapi kendala, tapi Presiden Obama tidak henti-hentinya mengkritik kebijakan Pemerintah Israel yang selalu menindas Bangsa Palestina, ujarnya.

Menurut dia, upaya yang harus terus dilakukan Obama adalah menciptakan perdamaian di Palestina, sehingga negara tersebut bisa diakui kemerdekaannya dan bisa bersanding dengan Israel.

"Saya kira masalah Palestina merupakan kunci keberhasilan Obama untuk menciptakan perdamaian di dunia ini," ujarnya.

Dia mengatakan, dengan penghargaan tersebut diharapkan hubungan antara dunia Islam dan Barat akan lebih baik lagi dan konflik Palestina-Israel bisa segera selesai sehingga perdamaian di muka bumi ini terus berlanjut.

Faisal menyatakan, keinginan Obama untuk menjalin hubungan yang kuat dengan dunia Islam karena ia masih keturunan Islam dan yang lebih besar lagi karena problem di Amerika sendiri yang sempat dilanda krisis ekonomi yang cukup parah.

"Problem ekonomi Amerika yang begitu sulit membuat pola pikir Obama berbeda dengan presiden sebelumnya, khususnya hubungan dengan dunia Islam," ujarnya.

Ia menilai, keterpurukan ekonomi karena pemerintah Amerika terlalu besar menghambur-hamburkan uang ke Timur Tengah untuk mengirim pasukan dalam misi perdamaian yang tidak pernah selesai.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009