Alat ini bekerja dengan mengukur suhu tubuh berdasar radiasi termal objek, memindai wajah, dan penggunaan masker.
Yogyakarta (ANTARA) - Tim dosen Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan "thermal imaging" atau alat pengukur suhu tubuh dengan pemindai wajah.

"Alat ini akan mengukur emisi termal atau panas yang dipancarkan oleh objek yakni manusia di depan alat. Selain fitur pengukur suhu tubuh, alat ini juga dilengkapi fitur pendeteksi wajah dan fitur penggunaan masker," kata perwakilan tim pengembang thermal imaging, Dr Igi Ardiyanto melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Kamis.

Dengan alat yang dikembangkan bersama anggota tim dosen Program Teknik Elektro FT UGM lainnya yakni Addyn Suwastono dan Eka Firmansyah ini, suhu tubuh manusia dapat diketahui tanpa harus bersentuhan secara fisik atau didekatkan dengan objek.

Igi mengatakan alat ini mampu mendeteksi suhu tubuh dalam jangkauan hingga dua meter di depan alat.

Baca juga: Akademisi UGM: Pandemi COVID-19 pengaruhi perbaikan ekosistem laut

Menurut dia, penggunaan thermal scanner pada umumnya harus didekatkan dengan wajah objek dalam jarak yang sangat dekat. Padahal, masyarakat direkomendasikan untuk menjaga jarak minimal satu meter untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Berawal dari kondisi itu, Igi dan tim berusaha membuat inovasi alat pengukur suhu tubuh yang dapat mendeteksi suhu dalam batas aman jaga jarak untuk meminimalkan penularan virus.

Ia menjelaskan, 'thermal imaging' tersusun dari sejumlah komponen yakni termal kamera dan embede PC, speaker dan gate. Alat ini bekerja dengan mengukur suhu tubuh berdasar radiasi termal objek, memindai wajah, dan penggunaan masker. Selanjutnya data yang diperoleh akan diproses oleh embeded PC dan hasil akhir berupa suara akan keluar melalui speaker.

"Jadi nanti luaranya berupa suara. Misalnya, mohon maaf suhu badan anda melebihi batas normal. Kalau semua kritera terpenuhi maka keluar suara akses diterima silahkan masuk dan 'gate' terbuka," kata dia.

Baca juga: UGM uji alat tes cepat buatan sendiri di Puskesmas Mlati II Sleman

Alat yang ia kembangkan dilengkapi kamera dengan resolusi 160 pixel sehingga memungkinkan secara akurat dan cepat dalam mengukur suhu tubuh.

Selain itu, kata Igi, alat tersebut dapat diatur tidak hanya untuk mengenali wajah saja. Namun, alat ini juga bisa mendeteksi penggunaan masker apabila objek terdeteksi tidak memakai masker maka akses masuk ke ruangan akan langsung ditolak.

Pengembangan alat ini, kata Igi, sebagai persiapan memasuki tatanan kenormalan baru, khususnya di kampus UGM. Dengan alat ini diharapkan dapat membantu dalam mengukur suhu tubuh sebagai bagian upaya mencegah penularan COVID-19 di lingkungan kampus.

Prototipe yang dikembangkan pada awal bulan Juni 2020 ini telah diaplikasikan di Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (DTETI) FT UGM. Rencananya alat ini juga akan digunakan di sejumlah titik di lingkungan UGM.

"Untuk saat ini kami dalam proses membuat lima unit lagi. Kendalanya, ada komponen yang sangat sulit didapat dalam jumlah besar yaitu thermal camera yang memang saat ini banyak dicari berbagai pihak," kata dia.

Baca juga: Peneliti UGM: Wacana "normal baru" masih terpusat di pemerintah

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020