Kuningan (ANTARA News) - Sekitar pukul 22.00WIB, akhirnya keluarga dua tersangka teroris yang tewas dalam penyergapan Densus 88 di sebuah rumah kost di kawasan Ciputat Tanggerang bertolak dari rumahnya di Desa Sampora, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan menuju Jakarta untuk memastikan jenazah tersebut apakah benar Syaefuddin Zuhri dan M Syahrir.

Dengan mengendarai mobil kijang warna hitam bernopol B 1912 JP, didampingi kepala Desa Sampora, Nurrohidin, anggota keluarga yang berangkat ke Jakarta terdiri dari ayah kandung Syaefuddin Zuhri dan M Syahrir, Jaelani Irsyad beserta istrinya Asenih serta dua anak perempuannya Sucihani dan Eri juga dua anak laki-lakinya Sobil dan Subhi.

Rencananya sebelum ke Rumah Sakit Polri Dokter Soekanto, Jakarta Timur tempat kedua jenazah disemayamkan, keluarga besar Jaelani ini akan singah dulu ke rumah anak Jaelani yang menjadi anggota Dewan di Tanggerang, Anugrah, untuk istirahat.

"Kami akan mampir dulu ke rumah Bang Anugrah di Tangerang untuk istirahat kemudian baru pagi harinya kami langsung menuju rumah sakit," kata Subhi, anak bungsu Jaelani sebelum keberangkatan, Minggu (11/10).

Setelah dipastikan kedua jenazah tersebut adalah Syaefuddin Zuhri dan M Syahrir, pihak keluarga berencana akan segera menguburkan keduanya di TPU Pondok Rangon di dekat makam Ibrohim, suami Sucihani yang tewas di Temanggung dalam penyergapan Densus 88 beberapa waktu lalu karena kasus yang sama.

"Sekalian ziarah ke Bang Boim (Ibrohim. RED)," kata Sucihani.

Sucihani mengaku pasrah dan siap menerima kenyataan terburuk meskipun belum dipastikan kedua jenazah tersebut adalah kakak dan adiknya.

"Kami sudah pasrah semenjak mendengar dugaan keterlibatan saudara kami dengan teroris ditambah menerima kabar dari kepolisian tentang kemungkinan yang tewas tersebut adalah mereka," kata Sucihani.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009