Medan (ANTARA News) - Miss Universe, Stefania Vernandez, mengaku mengagumi negara dan warga Indonesia khususnya dalam soal keramahtamahannya serta kebudayaannya yang beragam.

"Saya suka Indonesia dan warganya juga tentunya Kota Medan," kata ratu kecantikan dunia asal Venezuela itu dalam acara makan siang di Swiss-Belhotel Medan Senin.

Melalui penerjemahnya, Stefania mengaku Indonesia bisa dikatakana negara yang spektakular termasuk kebudayaannya yang beragam."Saya suka Indonesia," katanya yang didampingi Putri Indonesia 2009 Qory Sandionya..

Dia juga mengaku semakin senang ketika mendapat cendera mata dari manajemen hotel itu berupa stempel batik dengan motif bunga.

Dengan serius dia terlihat mengamati stempel batik yang diberi pigura itu ketika Bob Tutupoly yang membawakan acara itu menerangkan bahwa batik itu merupakan kebanggan Indonesia sembari menunjukkan baju batik yang dikenakannya.

Acara yang bertemakan Inspiring Moment yang dihadiri seluruh mitra kerja Swiss Belhotel mulai dari pembel/penyewa kondo, penyewa ruang mal, tamu hotel dan berbagai instansi berlangsung hangat.

"Saya mau ke acara makan siang itu karena ingin melihat langsung Miss Universe dan ternyata dia bukan hanya cantik tapi kelihatan pintar dan tampak bersahabat," kata eksekutif di salah satu bank BUMN yang enggan disebut identitasnya.

Pulic Relation Manager Swiss-Belhotel Medan, Lisa Ngadio, mengatakan, pemberian cendera mata berupa stempel batik itu untuk semakin mengingatkan bahwa batik Indonesia diakui.

"Manajemen mendukung penuh Hari Batik 2 Oktober yang ditetapkan pemerintah setelah Unesco memberikan penghargaan," katanya.

Bob Tutupoly mengatakan, kedatangan Miss Universe ke Indonesia dijadikan seagai alat promosi Indonesia sehingga Indonesia semakin dikenal.

Legenda Master of Ceremony Idnoensia itu menambahkan, Stefanie Fernandez juga akan dimanfaatkan sebuah kelompok sosial untuk mengggalang dana untuk operasi katarak.

Sementara itu, Putri Indonesia 2009 Qory Sandioriva, wanita kelahiran Aceh itu mendapat miniatur gitar batak.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009