Jakarta (ANTARA News) - Pemakaman jenasah dua tersangka kasus terorisme Syaifudin Jaelani dan M Syahrir akan dilaksanakan pada Selasa sekitar pukul 08:00 WIB.

"Kedua jenasah akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon, Jakarta Timur," kata saudara kandung Syaifudin dan Syahrir, Anugerah ketika dihubungi dari Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, pihak keluarga akan datang ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur pukul 07:30 WIB untuk mengambil kedua jenasah.

"Dari rumah sakit, langsung dimakamkan," katanya menegaskan.

Pada Senin, 12 Oktober 2009, Mabes Polri memastikan bahwa kedua jenasah itu Syaifudin dan Syahrir setelah proses identifikasi.dengan menggunakan sidik jari maupun uji DNA selesai.

Polri menyakini, proses identifikasi secara ilmiah itu tidak bisa terbantahkan lagi.

Untuk melakukan uji DNA, Polri mengambil sampel darah kedua isteri korban dan masing-masing satu anak dari keduanya.

Sidik jari kedua jenasah dibandingkan dengan sidik jari yang ada di ijasah SMP.

Polri menyatakan, walaupun sidik jari pembanding diambil saat usia sekolah SMP namun hasilnya tetap valid karena sidik jari seseorang tidak bisa berubah.

Sidik jari Syahrir memiliki 12 titik kesamaaan sedangkan Syarifudin 14 titik kesamaan.

Mereka ditembak mati polisi yang hendak menangkapnya di salah satu kamar kos Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, 9 Oktober 2009 karena melempar polisi dengan tiga bom rakitan.

Polisi menemukan tujuh bom rakitan yang berada di dalam kamar itu.

Mereka diduga terlibat ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jl Mega Kuningan, Jakarta Selatan yang menewaskan sembilan orang.

Syaifudin adalah perekrut dua pelaku bom bunuh diri yakni Dani Dwi Permana dan Nana Ichwan Maulana sedangkan Syahrir ikut serta dalam perencanaan ledakan bom.

Dalam kasus ini, polisi telah menangkap 22 tersangka termasuk sembilan orang yang tewas dalam penangkapan.

Diantara yang tewas adalah Noordin M Top, WN Malaysia yang menjadi dalang berbagai ledakan bom selama sembilan tahun terakhir ini di Indonesia.

Polri menyatakan, dengan tewasnya Syaifudin dan Syahrir maka pengungkapan kasus ledakan bom itu dianggap telah tuntas karena semua pelaku langsung telah tertangkap baik yang hidup maupun tewas.

Namun, polisi masih mewaspadai adanya tersangka lain yang belum tertangkap karena pemeriksaan para tersangka masih terus berlangsung.(*)

Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009