Jakarta (ANTARA) - Formula 1 pada Jumat mengeluarkan pernyataan menanggapi komentar berbau rasisme yang dilontarkan mantan CEO Bernie Ecclestone.

Mantan orang nomor satu di F1 itu dalam wawancara dengan CNN menyatakan,"dalam banyak kasus, orang kulit hitam lebih rasis ketimbang kulit putih."

Pada saat kesatuan diperlukan untuk menangkis rasisme dan inekualitas, "kami sangat tidak sepakat dengan komentar Bernie Ecclestone yang tidak memiliki tempat di Formula 1 maupun di masyarakat," demikian pernyataan resmi F1.

"Tuan Ecclestone sudah tidak lagi memegang peranan di Formula 1 sejak ia meninggalkan organisasi kami pada 2017, titel Chairman Emeritusnya, telah kadaluarsa sejak Januari 2020.

Baca juga: Tantangan terbesar balapan F1 di bawah protokol COVID-19
Baca juga: Renault boyong tiga paket "upgrade" mobil di seri pembuka di Austria


Pekan ini F1 juga telah meluncurkan inisiatif bertajuk #WeRaceAsOne, yang bertujuan untuk memerangi masalah terbesar di dunia olahraga dan masyarakat global saat ini yaitu COVID-19 serta rasisme dan inekualitas.

Suatu gugus tugas dan yayasan pun akan didirikan untuk mengawal program tersebut, di mana CEO F1 Chase Carey telah menggelontorkan dana awal satu juta dolar dari rekening pribadinya.

Sementara itu, komentar Ecclestone tersebut merupakan reaksi terhadap gerakan protes Black Lives Matter yang dipicu oleh kematian George Floyd, warga kulit hitam yang terbunuh karena kebrutalan polisi AS.

Pekan lalu, juara dunia Lewis Hamilton mengungkapkan tindakan rasisme yang pernah ia alami termasuk ketika membalap di Spanyol pada 2008 di mana ada para fan dengan muka dicat hitam mengenakan kaos bertuliskan "Keluarga Hamilton".

Ecclestone pun heran Hamilton menganggapi hal itu dengan serius. "Aku tak menyangka dia begitu. Aku tak mengira itu akan mempengaruhinya," kata Ecclestone seperti dikutip Dailymail.

Baca juga: F1 bakal tanpa penonton, Hamilton kangen penggemar
Baca juga: Williams tampil dengan livery baru di seri pembuka Formula 1

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Went down to Hyde Park today for the peaceful protest and I was so proud to see in person so many people of all races and backgrounds supporting this movement. I was proud to be out there acknowledging and supporting the Black Lives Matter movement, and my black heritage. I was so happy to see people of all ages, sporting Black Lives Matter signs and saying it just as passionately as I was. I was also happy to see so many white supporters out there today in the name of equality for all. It was really moving. I’m feeling extremely positive that change will come, but we cannot stop now. Keep pushing. #blacklivesmatter ✊???? ???? @spinzbeatsinc

A post shared by Lewis Hamilton (@lewishamilton) on



Hamilton menjadi salah satu pebalap yang paling vokal terhadap isu rasisme dan inekualitas beberapa pekan terakhir menyusul kematian Floyd.

Sang pebalap asal Inggris itu pun sempat turun ke jalan mengikuti aksi damai Black Lives Matter di Hyde Park, London.

Skandal berbau rasisme juga mencuat di balap Nascar, ikon Amerika Serikat, di mana Bubba Wallace, satu-satunya pebalap kulit hitam di paddock, mendapati sebuah tali gantung diri terpasang di garasinya di Talladega Superspeedway, Alabama.

Biro investigasi FBI meluncurkan penyelidikan dan mendapati jika tali tersebut adalah tali pintu garasi yang dibuat dengan simpul menyerupai tali gantung diri dan sudah berada di tempat itu sejak Oktober 2019.

Alhasil tak ada tuntutan federal yang diajukan.

Baca juga: Ricciardo terbuka matanya soal rasisme menyusul komentar Hamilton
Baca juga: Vettel: Mugello layak untuk Grand Prix Formula 1

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020