Era normal baru merupakan pilihan logis. Era ini harus dipandang sebagai era positif untuk optimisme ke depan. OJK Malang mendorong sektor riil kembali bergerak para era normal baru.
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang, Jawa Timur,  mendorong sektor riil kembali bergerak pada era normal baru, yang diharapkan mampu menciptakan masyarakat produktif dan tetap aman dari pandemi COVID-19.

Kepala OJK Malang Sugiarto Kasmuri mengatakan geliat sektor riil di tengah pandemi COVID-19 ditunjang dengan stabilitas sektor jasa keuangan yang terjaga dengan kinerja perantara keuangan yang positif, dan profil risiko tetap terkendali.

"Era normal baru merupakan pilihan logis. Era ini harus dipandang sebagai era positif untuk optimisme ke depan. OJK Malang mendorong sektor riil kembali bergerak para era normal baru," kata Sugiarto, dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu.

Baca juga: OJK dorong bergeraknya sektor riil di era normal baru

Sugiarto menambahkan, pihaknya mengimbau seluruh lembaga jasa keuangan di wilayah kerja OJK Malang untuk tetap menjalankan kegiatan operasional, dengan tetap mengedepankan penerapan protokol kesehatan di tengah pandemi COVID-19.

Menurut Sugiarto, hingga 17 Juni 2020, restrukturisasi kredit perbankan di wilayah Malang Raya, Kota Pasuruan, Kabupaten Pasuruan, Kota Probolinggo, dan Kabupaten Probolinggo yang merupakan wilayah kerja OJK Malang mencapai Rp8,15 triliun dan telah diberikan kepada 79.958 debitur.

"Untuk perusahaan pembiayaan mencapai Rp1,52 triliun, dan telah diberikan kepada 58.901 debitur," kata Sugiarto.

Baca juga: Sri Mulyani tetapkan empat bank mitra untuk penempatan dana tahap awal

Selain itu, jelas Sugiarto, sebanyak 71 perusahaan pembiayaan telah memberikan fasilitas restrukturisasi pinjaman. Dari total 87.440 permohonan restrukturisasi yang diajukan ke perusahaan pembiayaan, ada 73.152 permohonan yang disetujui, atau sekitar 83,66 persen.

Sementara itu  untuk kredit perbankan di wilayah kerja OJK Malang, secara Year on Year (YoY), tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 7,65 persen. Untuk piutang pembiayaan dari perusahaan pembiayaan, tumbuh sebesar 4,81 persen.

"Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan, juga tumbuh sebesar 9,67 persen secara YoY," ujar Sugiarto.

Jumlah investor pasar modal juga mengalami peningkatan menjadi 59.268 investor, atau naik 56,59 secara YoY. Nilai transaksi saham tercatat mencapai Rp2,01 triliun, yang meningkat 25,31 persen.

Baca juga: OJK: Likuiditas cukup, restrukturisasi kredit capai Rp655,84 triliun

Nilai penjualan reksadana sebesar Rp294 miliar, dan 22.447 dolar Amerika Serikat, yang juga mengalami peningkatan sebesar 10,63 persen.

Sugiarto mengatakan profil risiko perbankan juga masih terjaga pada level yang terkendali dengan tingkat Non Performing Loan (NPL) gross atau kredit macet sebesar 3,24 persen.

Sementara itu, indikator likuiditas perbankan juga menunjukkan kondisi yang baik, dan tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 74,45 persen. Rasio tersebut menunjukkan bahwa dana yang tersimpan di bank tidak seluruhnya disalurkan ke sektor kredit.

"LDR tercatat sebesar 74,45 persen. Hal ini menunjukkan bahwa dana masyarakat yang ada di bank tidak seluruhnya disalurkan ke kredit, namun juga digunakan untuk mengantisipasi kebutuhan transaksi masyarakat," kata Sugiarto.

Kondisi tersebut dinilai mampu memberikan ruang kepada sektor perbankan untuk melakukan ekspansi kredit, atau pembiayaan guna mendukung upaya pemulihan ekonomi masyarakat pada periode era normal baru sejak pandemi COVID-19.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020