Jakarta (ANTARA) - Pemegang tiga gelar Grand Slam Andy Murray menilai bahwa kalender jadwal ATP yang direvisi masih tidak aman bagi para pemain, karena terlalu memaksakan agenda yang terlampau padat dengan tujuh turnamen hanya dalam beberapa pekan hingga akhir tahun.

Turnamen ATP, yang ditangguhkan pada bulan Maret karena wabah virus corona, akan dimulai kembali pada 14 Agustus dengan Citi Open, diikuti Cincinnati Masters yang akan diadakan di Flushing Meadows sebelum US Open.

Sementara untuk turnamen lapangan tanah liat akan dimulai pada 8 September di Kitzbuhel, diikuti oleh turnamen Masters di Madrid pada 13 September dan Rome Masters pada 20 September, lalu French Open mengikuti satu minggu kemudian.

Baca juga: Jika pandemi usai, Murray sebut tenis paling akhir yang dimainkan lagi

"Tidak aman bagi para pemain untuk pergi dari semi final atau final di New York, kemudian ke di Madrid ketika mereka belum berkompetisi untuk waktu yang lama. Anda berpotensi tidak bertemu banyak petenis top yang tidak bersaing di acara besar," kata Murray dalam laporan Reuters, Senin.

Pemain asal Inggris berusia 33 tahun itu mengatakan, dengan agenda mendatang yang padat maka perlu dilakukan perubahan cepat sehubungan dengan poin dan peringkat pemain.

Murray berencana akan melewatkan turnamen di Cincinnati demi melakukan persiapan agar bisa mengikuti Grand Slam di Amerika Serikat.

Baca juga: Andy Murray berencana tampil di US dan French Open

"Saya lebih suka bermain di Washington dan melewatkan agenda di pekan sebelumnya," katanya menambahkan.

Murray untuk pertama kalinya kembali ke lapangan di turnamen amal pekan ini setelah absen selama tujuh bulan akibat cedera.

Baca juga: Pembatalan Wimbledon tak berdampak besar secara finansial

Baca juga: Final Piala Davis ditunda hingga 2021

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2020