Pencapaian laba yang didapat KBI tahun 2019 ini kami nilai cukup menggembirakan. Hal ini dikarenakan situasi ekonomi pada 2019 yang diwarnai dengan agenda politik nasional yaitu pemilu presiden dan pemilu legislatif serta pertumbuhan ekonomi nasional
Jakarta (ANTARA) - PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) mencatatkan pendapatan laba bersih Rp50,345 miliar pada 2019, atau naik 183 persen dibandingkan laba bersih 2018 yang Rp27,529 miliar.

"Pencapaian laba yang didapat KBI tahun 2019 ini kami nilai cukup menggembirakan. Hal ini dikarenakan situasi ekonomi pada 2019 yang diwarnai dengan agenda politik nasional yaitu pemilu presiden dan pemilu legislatif serta pertumbuhan ekonomi nasional yang boleh dibilang landai," kata Direktur Utama PT KBI (Persero) Fajar Wibhiyadi dalam keterangan tertulis mengenai laporan keuangan perseroan 2019  di Jakarta, Selasa.

PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam layanan kliring penjaminan dan penyelesaian transaksi di perdagangan berjangka komoditi, pasar fisik komoditas, serta berperan sebagai pusat registrasi resi gudang.

Dari sisi pendapatan, sepanjang 2019 KBI mencatatkan pendapatan Rp131 miliar atau 102,91 persen dari target anggaran tahunan Rp127 miliar atau naik 144,96 persen dibanding pendapatan 2018. Pendapatan tersebut terdiri dari pendapatan operasional Rp112 miliar atau 106,91 persen dari anggaran tahunan, dan pendapatan non-operasional Rp18 miliar atau 83,84 persen dari anggaran tahunan.

Naiknya pendapatan KBI itu tidak lepas dari kinerja industri Perdagangan Berjangka Komoditi yang mengalami pertumbuhan cukup positif. Hal ini tercermin dari volume transaksi multilateral PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) yang mencapai 1.467.371 lot, melewati target yang telah dicanangkan sebesar 1,1 juta lot.

Dari volume transaksi tersebut, kontrak berjangka emas berkontribusi 45 persen atau setara dengan 660.893 lot. Selain emas, kopi juga menjadi kontributor terbesar volume transaksi dengan porsi 29 persen atau 430.837 lot, yang diikuti dengan transaksi olein dengan porsi 23 persen atau sekitar 336.124 lot, dan kakao sebesar 3 persen atau setara 39.517 lot.

Baca juga: Kliring Berjangka Indonesia siapkan protokol kenormalan baru

Baca juga: KBI: Wabah corona tidak pengaruhi perdagangan berjangka komoditas


Sepanjang 2019, KBI telah meregistrasi transaksi kontrak berjangka dan derivatif lainnya sebanyak 7,968,762.7 lot, yang terdiri dari produk komoditi primer termasuk Kontrak Berkala Emas (KBE) sebanyak 1,467,371 lot (18,4 persen), indeks sebanyak 624,114.7 lot (7,83 persen), mata uang sebanyak 767,701.7 lot (9,63 persen), komoditi SPA sebanyak 5.084.240,3 lot (63,80 persen), Kontrak single stock sebanyak 25.190 lot (0,32 persen). Untuk Kontrak Penyalur Amanat Luar Negeri (PALN) sebanyak 145 lot.

Dengan demikian komposisi produk didominasi oleh kontrak Bilateral-SPA, yaitu produk indeks, produk mata uang, serta komoditi SPA, kontrak single stock yang secara keseluruhan mencapai 6.501.246,7 lot atau 81,58 persen dari total kontrak yang diregistrasi (termasuk transaksi kontrak single stock) dan mencapai 6.476.056,7 lot atau 81,27% (tidak termasuk transaksi kontrak single stock).

Dalam posisi sebagai pusat registrasi resi gudang, sepanjang 2019 KBI telah telah menatausahakan resi gudang sebanyak 444 resi gudang dengan total volume sebesar 11.864.352 ton dan nilai transaksi sebesar Rp113, 38 miliar. Selain itu, dari Kegiatan Transaksi Pasar Fisik Timah Murni Batangan, sepanjang 2019 KBI telah meregistrasikan dan mengkliringkan transaksi Pasar Fisik Timah Batangan sebesar 27.183,41 ton.

Fajar Wibhiyadi menambahkan, kondisi perekonomian global ke depan diperkirakan masih penuh dengan ketidakpastian dan cenderung melambat, apalagi saat ini Indonesia sedang dilanda wabah COVID-19, yang tentu akan memberikan dampak kepada dunia usaha.

"Namun perseroan tetap optimistis bahwa sektor perdagangan komoditas berjangka memiliki potensi untuk berkembang sangat baik. Industri perdagangan berjangka komoditi Indonesia pada tahun depan akan tumbuh lebih baik seiring dengan kontrak di bursa yang semakin inovatif dan menarik bagi investor. Sektor ekonomi akan terganggu pandemi, namun kami masih optimistis kinerja akan tumbuh positif di 2020," katanya.

Baca juga: KBI optimistis transaksi perdagangan berjangka komoditi meningkat

Baca juga: KBI nilai pasar fisik timah batangan akan "rebound"

 

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020