Masih banyak orang tua hanya berpatokan pada rumus nasi dengan lauk pauk, anak menjadi kenyang
Jakarta (ANTARA) - Perwakilan dari Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat ’Aisyiyah dr Tria Atika Endah Permatasari mengatakan orang tua harus memperhatikan kebutuhan gizi pada makanan yang diberikan kepada anak saat pandemi COVID-19 dan tidak hanya sekedar kenyang.

"Masih banyak di antara orang tua yang hanya berpatokan pada rumus nasi dengan lauk pauk dan anak menjadi kenyang," ujar Atika dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.

Selain itu, ia mengingatkan adanya pengaruh beragam iklan makanan dan minuman instan dengan klaim berlebihan, menjanjikan kepraktisan dalam penyajian, ekonomis tanpa menjelaskan apa saja zat-zat yang terkandung di dalamnya.

Baca juga: Angka masalah gizi pada anak akibat COVID-19 dapat meningkat tajam

"Akibatnya, anak terbiasa mengkonsumsi makanan dan minuman rendah gizi namun tinggi gula, garam dan lemak," katanya.

Contohnya, produk seperti susu kental manis yang seharusnya hanya digunakan sebagai makanan tambahan namun masih ditemukan dikonsumsi oleh anak dan diasumsikan sebagai susu.

Dia menambahkan saat pandemi COVID-19, makanan yang diberikan kepada anak harus benar-benar diperhatikan.

Baca juga: UNICEF imbau masyarakat perbanyak konsumsi buah dan sayur saat pandemi

Prediksi bahwa anak-anak yang sebelumnya kebal terhadap ancaman COVID-19 terbantahkan saat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan lebih dari 500 anak terinfeksi COVID-19, dan ribuan lainnya dengan status ODP dan 14 anak meninggal dunia.

"Oleh karena itu, menjaga kekebalan tubuh anak wajib menjadi perhatian utama orang tua saat ini, salah satunya melalui asupan gizi yang cukup bagi anak," katanya.

"Pemilihan makanan untuk anak menjadi penting diperhatikan mengingat zat-zat makanan yang masuk ke tubuh anak yang akan menentukan kekebalan anak terhadap virus dan patogen dari luar," jelas dia.

Baca juga: Kasus stunting Indonesia dikhawatirkan naik akibat pandemi COVID-19

Kesalahan asupan makanan dan minuman untuk anak, berisiko membuat anak mudah terserang penyakit karena menurunnya kekebalan dan untuk jangka panjang menyebabkan masalah gizi, yang berakibat mudahnya timbul penyakit tidak menular seperti diabetes dan obesitas hingga menurunkan kualitas anak di masa mendatang.

"Apa yang perlu diingat, pada masa 1.000 hari pertama kehidupan adalah periode pertumbuhan cepat, yang perlu pemenuhan gizi seimbang. Pilihan makanan dan teknik pengolahannya harus tepat agar tidak menurunkan nilai gizi makanan, seperti denaturasi protein, dan lainnya. Selain itu juga perlu diperhatikan kandungan zat gizi makro dan mikro dalam bahan pangan," terang dia.

Baca juga: Nasyiatul 'Aisyiyah ingatkan warga kontrol diri atas tayangan hiburan

Sebelumnya dalam webinar diadakan PP Aisyiyah bersama Nutrisi Keluarga, dokter anak Dr dr Tubagus Rachmat Sentika SpA MARS mengingatkan susu kental manis tidak untuk diberikan kepada anak-anak baik untuk topping maupun untuk pengganti ASI.

"Karena kandungan gulanya yang tinggi, kental manis tidak untuk anak-anak. Anak yang meminum kental manis akan mengalami kegemukan dan tidak sehat," imbuh Rahmat.

Baca juga: Nasyiatul Aisyiyah: Pandemi COVID-19 pembelajaran berharga bagi siswa
 

Pewarta: Indriani
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020