Jakarta (ANTARA) - Salah seorang pekerja di platform pembayaran OVO diduga menggunakan data pengguna untuk kepentingan pribadi.

Seorang warganet melalui platform mikroblog Twitter membuat utasan bahwa seorang petugas yang mengaku bekerja di OVO secara pribadi menghubungi keluarganya yang ingin menambah kapasitas akun OVO ke versi premier.

Dalam utasan tersebut, akun bernama @prayogoafang juga mengunggah gambar bahwa orang tersebut juga mengirimkan foto KTP dan swafoto sambil memgang KTP pengguna.

"Apakah memang prosedurnya seperti ini? Jika tidak, kenapa bisa ada chat ke nomor pribadi yang pada dasarnya privasi pengguna jasa ya?" dia bertanya.

Baca juga: WhatsApp Pay jadi saingan berat layanan pembayaran digital Indonesia

Baca juga: Tokopedia, OVO, dan Grab kumpulkan Rp2,5 miliar donasi sektor informal


Beberapa jam berselang, pemilik akun menyatakan sudah berkomunikasi dengan OVO dan kasus tersebut sedang didalami.

Head of Public Relations OVO, SInta Setyaningsih, melalui pesan elektronik kepada Antara menyatakan tindakan tersebut merupakan pelanggaran berat dan sudah mengeluarkan karyawan yang bersangkutan.

OVO juga meminta maaf atas kejadian tersebut.

Baca juga: Akan ada unicorn dan decacorn baru Indonesia tahun ini

Baca juga: Pegadaian gandeng lima mitra baru, dari OVO hingga Baznas

Baca juga: OVO bantah rumor ditinggal Lippo

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020