Jakarta (ANTARA) - Red Bull pada Jumat mengajukan protes resmi terkait penggunaan sistem kemudi poros ganda (DAS) kontroversial Mercedes pasca dua sesi latihan bebas Grand Prix Austria.

Sebelumnya, kepala tim Red Bull Christian Horner menyatakan jika timnya mencari klarifikasi ke FIA terkait kelegalan sistem tersebut, yang debut di sesi tes pramusim Barcelona pada Februari lalu.

Setelah dua sesi latihan bebas di Red Bull Ring, Austria, FIA merilis dokumen yang mengharuskan perwakilan Mercedes dan Red Bull melapor ke steward, demikian laman resmi F1.

Baca juga: Red Bull cari klarifikasi soal sistem kemudi kontroversial Mercedes

Disebut bahwa Red Bull telah mengajukan protes terkait pelanggaran regulasi teknis, khususnya artikel 3.8 yang mengatur pengaruh aerodinamika dan artikel 10.2.3 yang menyatakan tidak boleh ada penyesuaian di sistem suspensi ketika mobil sedang dalam kondisi bergerak.

Sistem DAS (Dual Axis Steering) sendiri memungkinkan pebalap mengubah sudut pijakan ban depan dengan menarik atau mendorong tuas kemudi, bukan hanya untuk mengganti arah mobil ke kiri atau ke kanan.

Steward akan memutuskan apakah sistem tersebut sah atau tidak. Jika terbukti melanggar regulasi maka tim terkait harus melakukan perubahan dan mencopot sistem tersebut.

Keputusan resmi akan dikeluarkan sebelum sesi latihan bebas ketiga (FP3), Sabtu.

Baca juga: Hamilton tegaskan dominasi Mercedes di sesi latihan bebas GP Austria

Protes tersebut diajukan setelah Red Bull menyaksikan Mercedes mendominasi kedua sesi latihan hari itu.

Mercedes telah beberapa kali mengungkapkan argumentasi mereka bahwa sistem kemudi itu sah sesuai regulasi dan mendapat lampu hijau dari FIA tahun ini, kendati penggunaannya dilarang untuk musim 2021.

Baca juga: Ferrari terpaksa lepas Vettel karena pandemi, kata Binotto
Baca juga: McLaren anggap Racing Point rival berat di papan tengah
Baca juga: Perez ingin tantang tiga tim teratas F1 dengan "pink Mercedes"

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2020