Jakarta (Antara) - Pemerintah dinilai masih memiliki sejumlah tantangan dalam rangka implementasi target pemanfaatan energi biogas di Tanah Air. Sementara, realisasi pemanfaatan biogas di masyarakat saat ini, masih jauh dari 
 
Hingga kini, realisasi pemanfaatan biogas dalam negeri baru sebesar 26 juta m3 gas/hari, masih jauh dari target Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yakni sebesar 489 juta m3 gas/hari pada tahun 2025.
 
Penggiat Biogas Rumah Tangga, Andrias Wiji SP memaparkan bahwa sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah tersebut antara lain yakni rendahnya pengetahuan dan keterampilan teknologi biogas di masyarakat.
 
"Harus gencar sosialisasi. Selain itu, harga biodigester (alat yang digunakan untuk mengubah limbah organik menjadi biogas) juga masih tinggi sehingga minim duplikasi," kata Andrias dalam webinar yang diselenggarakan oleh Asosiasi Bio-Gas Indonesia (ABGI), Selasa.
 
Lebih lanjut dia berpendapat bahwa untuk mencapai target pemanfaatan biogas, pemerintah tidak perlu menghibahkan atau membagi-bagikan biodigester secara gratis kepada sejumlah masyarakat. Akan tetapi cukup mengembangkan lembaga pembiayaan yang mengelola subsidi harga dan bunga pembiayaan.
 
"Bukan hibah alat. Saya harap pemerintah juga memiliki referensi teknologi biogas yang tepat, baik dari sisi teknologi maupun harga," ujar Andrias.
 
Sementara itu, Kasubdit Penyiapan Program Bioenergi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Trois Dilisusendi mengatakan, pemerintah sudah membangun 47.505 unit biogas rumah tangga, dan menghasilkan biogas sebanyak 75.044,2 m3 gas/hari atau 26,72 juta gas/tahun. 
 
"Selain itu pemerintah juga telah membangun biogas komunal pesantren, sejak tahun 2016, di 20 pesantren yang tersebar di 10 provinsi," tukas Trois.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020