Palu (ANTARA News) - Empat dari lima warga Desa Samarengga, Kecamatan Menui Kepulauan, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, yang hilang setelah kapal yang mereka tumpangi terbalik 19 Oktober lalu, sampai sekarang belum ditemukan.

Empat warga yang dinyatakan hilang itu adalah Yusdin, Rendy, Eko, dan Tombo. Kapal yang mereka tumpangi untuk mengungsi ketika terjadi gempa beberapa waktu lalu itu terbalik.

Proses pencarian terhadap empat warga yang tenggelam itu masih dilakukan, kata Kabag Operasional Polres Morowali, AKP Winardi yang dikonfirmasi ANTARA dari Palu, Minggu.

"Sementara Wasisa (50), warga Desa Kofalagadi, Menui Kepulauan, Alhamdulillah sudah berhasil ditemukan dalam keadaan selamat," katanya.

Dia mengatakan, dalam proses pencarian itu, tim yang dibentuk untuk mencari korban tenggelam itu berjumlah lebih 20 orang masing-masing terdiri dari personel polisi, pemerintah kecamatan setempat, dan warga setempat.

Kata Winardi, dalam tugasnya tim pencari korban tenggelam itu mengelilingi wilayah Menui Kepulauan dan sekitarnya dengan menggunakan sejumlah perahu motor milik warga.

Seluruh biaya pencarian korban ini ditanggulangi oleh Pemerintah Kabupaten Morowali melalui pemerintah kecamatan setempat.

Dia menambahkan, upaya proses pencarian terhadap para korban tenggelam itu masih akan terus dilakukan hingga sepekan kedepan, dengan harapan bisa membuahkan hasil yang maksimal.

Saat ini, kata dia, pihaknya masih terus melakukan koordinasi dan komunikasi dengan aparatnya yang berada di Polsek Menui Kepulauan untuk pencarian terhadap keempat korban tenggelam tersebut.

"Menurut informasi dari aparat kita di Polsek Menui Kepulauan, upaya pencarian keempat warga tenggelam itu belum membuahkah hasil. Jadi kita tunggu saja perkembangannya," tutur Winardi yang mantan Kapolsek Parigi, Kabupaten Parigi-Moutong.

Dihubungi di tempat terpisah, Kapolres Morowali AKBP Deden Garnada mengatakan, kapal mereka dihantam ombak ketika mereka hendak mengungsi setelah gempa tektonik mengguncang Kepulauan Menui, bagian selatan Sulteng yang berbatasan dengan Sulawesi Tenggara pada 16 dan 18 Oktober.

Saat itu, katanya, mereka bermaksud mengungsi bersama warga lainnya ke wilayah tetangga akibat panik mendengar adanya isu kalau pulau tempat mereka menetap akan tenggelam tersapu tsunami pascagempa tektonik tersebut.

Akibat kepanikan itulah, mereka bersama puluhan warga lainnya kemudian berlarian menuju ke dermaga untuk menaiki perahu motor guna mengungsi di dataran Pulau Sulawesi.

Pihaknya menduga kasus kecelakaan laut akibat pengaruh gempa itu, disebabkan kelebihan muatan, sehingga membuat kapal nelayan terbalik dan tenggelam di antara wilayah Pulau Samarengga dan Koikola.

"Kapal nelayan itu mestinya berkapasitas 30 orang, namun ditumpangi 50 orang, sehingga terbalik dan tenggelam," kata dia.

Dalam musibah itu, tiga penumpang yang juga menaiki perahu motor nelayan ditemukan dalam keadaan meninggal dunia yakni bernama Sarah (40), Reza (7) dan Asliati.

Ketiga warga ini tewas akibat panik, menyusul dampak gempa yang mengguncang daerah itu berkekuatan 5,8 Skala Richter pada Jumat dan Minggu pekan lalu (16-18/10).
(*)

Pewarta: Ardianus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009