Apresiasi tersebut, menurut Sapto Waluyo, anggota tim media Mensos melalui surat elektronik kepada ANTARA, Minggu, disampaikan saat Mensos mengecek stan Tagana pada kegiatan "Ekspo Kesetiakawanan Sosial Nasional" di Balai Sidang Jakarta, Sabtu (24/10).
Saat itu Mensos didampingi pejabat Ditjen Bantuan Sosial dan Moreno Soeprapto sendiri, katanya.
Usai mengukuhkan Duta Komunitas Adat Terpencil (KAT) terpilih, yakni artis muda Rizal Gibran dan Hermalia Jelita Puteri, Mensos berkeliling memeriksa gerai pameran.
Gerai pertama yang dikunjungi Mensos adalah stan Suku Asmat dari Papua yang dibina pemerintah dengan dukungan pihak swasta. Kemudian Mensos memeriksa stan penanggulangan bencana Depsos.
Di stan tersebut, terlihat perlengkapan yang dipakai Tim Reaksi Cepat, termasuk motor penjelajah, mobil ambulans dengan ruang operasi darurat, perahu karet, dan mobil operasional Tagana.
Ketika berada di stan Tagana, Moreno Soeprapto yang menjadi Duta Tagana dengan tangkas menceritakan seluk-beluk peralatan dan operasi penyelamatan yang biasa dilakukan Tagana.
"Dulu saya tak mengerti apa-apa tentang pertolongan terhadap korban bencana. Setelah bergabung dengan Tagana, saya jadi paham apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi bencana gempa, banjir, atau longsor," kata putra pembalap senior Tinton Soeprapto itu.
Atas peran serta bergabung dengan Tagana, Mensos menyampaikan selamat dan terima kasih terhadap dukungan Moreno pada program Depsos selama ini dalam penanggulangan bencana.
"Sebagai anak muda Anda telah mencontohkan semangat kepeloporan dan kerelaan untuk membantu korban di mana saja terjadi bencana," katanya.
Mensos juga mengatakan bahwa anggota Tagana saat ini lebih kurang sebanyak 33.886 orang yang tersebar di 33 provinsi.
"Saya akan terus mengecek kesiapan relawan Depsos untuk menjadi pasukan terdepan dalam menyelamatkan korban," katanya.
Selanjutnya, Mensos mencoba menaiki mobil "land cruiser" yang dikemudikan Moreno. Di dalamnya terlihat peralatan modern untuk berkomunikasi dan melakukan evakuasi di wilayah bencana.
Dengan dukungan peralatan itu, kata Mensos, diharapkan tak ada lagi korban yang tak tertolong, apabila bencana terjadi di wilayah terpencil.
Untuk mengecek kondisi lapangan, pada hari Senin (26/10), Mensos dijadwalkan mengunjungi Padang, Sumatra Barat (Sumbar) yang saat ini masih porak poranda akibat gempa berkekuatan 7,9 Skala Richter, pada 30 September 2009.
"Setelah proses evakuasi darurat selesai, maka sekarang kita harus laksanakan program rehabilitasi. Hal ini membutuhkan dukungan seluruh komponen masyarakat, tak hanya instansi pemerintah. Karena itu, saya mendorong partisipasi seluruh warga," katanya.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009